Cara membuat artikel menarik untuk dibaca mungkin bukan hal yang menarik untuk semua orang. Google memang terus memoles algoritmanya supaya hanya artikel-artikel berkualitas yang muncul ke permukaan. Tetapi sampai sekarangpun masih banyak pemain digital marketing yang tidak terlalu mempedulikan hal itu. Masih banyak yang tetap menggunakan artikel hasil spinning bahkan membangun blog dengan auto generated content yang lebih dikenal dengan singkatannya, AGC. Yang penting lolos CopyScape, tidak penting apakah artikelnya menarik untuk dibaca. Pastinya artikel ini bukan untuk mereka. Artikel ini hanya berguna untuk mereka yang ingin artikel yang ditulisnya dibaca oleh pegunjung website atau blognya.

Kalau anda berkecimpung di dunia digital marketing dan mengetahui bahwa content marketing merupakan salah satu aspek penting didalamnya, artikel ini wajib anda baca.

Dalam studi yang dipublikasikan oleh Nielsen Norman Group pada tahun 1997 disebutkan bahwa alih-alih membaca dengan seksama, kebanyakan pengunjung website hanya melihat selintas saja, istilah asingnya “scanning”. Prosentase pengunjung website yang scanning ini luar biasa besar, 79%, padahal studi tersebut dlakukan sudah sejak lama. Sekarang dengan semakin hiruk-pikuknya jagat maya, pastinya angka tersebut lebih besar lagi. Lalu apa artinya menghabiskan demikian banyak waktu untuk menulis artikel, memikirkan isi setiap paragraf, menata setiap kalimat, memilih setiap kata yang digunakan? Akhirnya jangankan komentar, share di Facebook, apalagi link dari blog lain, dibacapun tidak. Kalau “penderitaan lahir batin” seperti itu merupakan hal yang masih anda alami sehari-hari sebagai blogger atau apapun yang hasilnya sangat tergantung dengan konten, lanjutkanlah membaca artikel ini.

Cara membuat artikel menarik untuk dibaca.Sebetulnya para pengunjung web ini bukannya tidak ingin membaca atau tidak tertarik untuk membaca. Mereka mencari informasi. Tidak mungkin mereka mencari informasi melalui internet kalau mereka tidak bersedia untuk membaca bukan? Mereka hanya tidak tertarik untuk membaca artikel yang mereka temukan. Melihat sesaat, memutuskan bahwa artikel tersebut tidak cukup menarik, kemudian memilih untuk mencari artikel lainnya. Hanya saja jumlah artikel yang muncul saat mereka mencari melalui Google misalnya, mereka mendapatkan sangat banyak hasil. Karena itu saat melihat satu artikel, mereka hanya memberikan sedikit sekali waktu sebelum memutuskan apakah terus membaca artikel itu atau melihat artikel lainnya. Kunci agar pengunjung website membaca artikel kita adalah membuat mereka memutuskan untuk terus membaca dalam waktu yang demikian singkat itu.

Lalu bagaimana cara membuat artikel menarik untuk dibaca? Kita tidak bisa mengubah kebiasaan pengunjung website. Yang kita bisa lakukan adalah menyiasati kebiasaan itu.

(1) Jangan ujug-ujug membuat pengunjung langsung puyeng duluan. Kalau kita menulis mengenai topik yang rumit, pertimbangkanlah untuk memecahnya menjadi beberapa artikel berseri. Selain membuat masing-masing artikel lebih sederhana dan lebih mudah dicerna, kalau artikel-artikel ini sukses menarik pengunjung website untuk membaca, mereka akan kembali untuk membaca artikel lanjutannya. Sekali menyelam minum air.

(2) Jangan gunakan struktur piramid dimana kita memberikan penjelasan lengkap di bagian awal kemudian membuat kesimpulan di bagian akhir. Orang akan keburu kabur karena puyeng dengan penjelasannya tanpa sempat membaca kesimpulan yang mungkin justru menjadi daya tarik artikel yang kita buat. Balik, tempatkan kesimpulan di bagian awal kemudian secara bertahap berikan penjelasan lengkap sesudahnya. Dengan begitu pembaca akan tertangkap dulu dengan kesimpulan yang sesuai dengan apa yang dicarinya. Baru kemudian pelan-pelan “mengunyah” penjelasan lebih detail.

Detail Cara Membuat Artikel Menarik

Setelah anda menulis dengan mengikuti pola dasar di atas, beberapa hal berikut ini, meskipun kecil tapi bisa membawa perubahan yang sangat besar terhadap reaksi pembaca.

Hindari Kalimat Panjang

Sekarang tool-tool dan plugin-plugin SEO mulai banyak yang menyertakan analisis terhadap aspek “readability”. Aspek ini mengukur tingkat kemudahan artikel untuk dibaca. Salah satu parameter yang digunakan adalah panjang pendeknya kalimat. Kalimat yang terlalu panjang dianggap lebih sulit untuk dibaca apalagi difahami. Karena itu artikel yang mengandung kalimat panjang-panjang tingkat readabilitinya dinilai rendah. Jadi usahakan agar kalimat-kalimat dalam artikel kita pendek. Saat kita menyadari kita membuat kalimat yang terlalu panjang, usahakan untuk memecah menjadi beberapa kalimat pendek.

Hal yang sama juga berlaku untuk paragraf. Satu paragraf hanya berisi satu pokok pikiran. Usahakan hanya terdiri dari tiga sampai empat kalimat saja. Jangan lupa untuk menyertakan beberapa paragraf yang sangat pendek, hanya terdiri dari satu kalimat.

Gunakan Sub-Judul Yang Menarik

Sebelum anda menulis, buatlah kerangkanya dulu. Mungkin anda ingat guru Bahasa Indonesia saat kita sekolah pernah mengajarkan itu. Teknik penulisan seperti itu masih berlaku sampai sekarang. Berikan judul kemudian sub-judul untuk masing-masing pokok pikiran. Selain soal pembagian supaya tulisan kita lebih mudah dicerna, pastikan judul dan sub-judul juga menarik perhatian pembaca. Setelah kita memiliki kerangka lengkap dengan judul dan sub-judulnya, baru lanjutkan dengan mengembangkan isinya. Dengan demikian tulisan kita jadi lebih mudah dibaca karena masing-masing pokok pikiran terisolasi dalam sub-judul sendiri sehingga lebih mudah dicerna.

Buat List

List alias daftar, bisa ditandai dengan titik besar yang sering dikenal sebagai bulleted list ataupun diberi nomor alias numbered list membuat tulisan terkesan sederhana dan mudah diikuti. Kalau bingung memilih antara bulleted list dan numbered list, gunakan logika sederhana saja. Kalau ada urutannya, gunakan numbered list. Sebaliknya, kalau secara logika masing-masing kalimat tidak harus berurutan, gunakan bulleted list. Supaya konsisten dengan tujuan penggunaan list itu sendiri, jangan dibuat berpanjang-panjang. Cukup satu kalimat. Selain itu tetap usahakan kalimatnya sependek mungkin.

Gunakan “Deep Caption”

Sering melihat tulisan berukuran cukup besar, seringkali dikombinasikan dengan gambar atau foto? Studi membuktikan deep caption cukup menarik perhatian pembaca. Daripada judul berbentuk tulisan atau caption berupa tulisan biasa yang ditempatkan di bawah gambar, deep caption memiliki daya tarik lebih tinggi. Jadi cobalah belajar sedikit menggunakan program editor gambar sehingga anda bisa menyisipkan deep caption pada artikel yang anda tulis.

Sisipkan Link yang Relevan dan Bermanfaat

Mungkin anda pernah mendengar teori bahwa link ke website lain berpengaruh buruk dari sisi SEO. Tapi Google sendiri sudah sering membantah teori ini, selama link tersebut mengarah pada sumber informasi yang relevan dan berkualitas, justru memberi pengaruh positif. Menyisipkan link ke sumber-sumber yang berkualitas membuktikan pada pembaca bahwa artikel yang anda buat bukan abal-abal, karena anda telah melakukan riset cukup mendalam sebelum menulis. Jangan lupa juga untuk menyisipkan link ke artikel lain yang relevan di website anda sendiri. Ada manfaat tersembunyi dari menyisipkan link ini. Sering kali kalau artikel yang anda tulis cukup menarik, akan ada orang-orang yang hanya sekedar copy-paste artikel anda ke dalam website atau blog mereka sendiri tanpa memberikan atribusi pada anda sebagai penulisnya. Kalau mereka hanya sekedar copy-paste, setidaknya kita malah mendapat sedikit keuntungan karena link yang kita sisipkan akan memperkuat link profile website kita.

Highlight Hal yang Penting dan Menarik

Seringkali bagian-bagian menarik dari artikel kita gagal menarik perhatian pembaca karena pembaca hanya melihat selewat. Bukan hanya judul dan sub-judul yang perlu diberikan tekanan. Kalimat-kalimat penting dan menarik juga perlu diberikan penekanan, istilahnya populernya highlight. Ada banyak cara yang bisa dipilih. Menebalkan, memberi garis bawah, membedakan warna, membedakan ukuran huruf, sampai memisahkan menjadi “blockquote”. Kalau anda menggunakan platform blog WordPress tentu anda tahu artinya blockquote dan cara membuatnya. Tapi pintar-pintarlah memilih. Jangan terlalu banyak, jangan terlalu panjang.

Bicara Data Dengan Angka

Pasti pernah mendengar kalau gambar bicara seribu kata. Tapi tahukah anda bahwa angka juga lebih menarik dari sekedar kata-kata? Cobalah gunakan angka untuk menunjukkan data, karena angka lebih menarik dari sekedar kata-kata. Coba kita gunakan berita aktual saat ini sebagai contoh. “4000 Buruh Dari China Mendarat di Sunda Kelapa”. Bukankah kalimat itu jauh lebih menarik dari berparagraf-paragraf cerita mengenai banyaknya tenaga kerja asing asal China yang masuk ke Indonesia? Akan lebih kuat pengaruhnya kalau dikombinasikan dengan cara membuat artikel menarik lain yang dijelaskan lebih dahulu. Misalnya saja angka dibuat dalam bentuk deep caption.