Faktor utama SEO apa yang anda kanal selama ini? Selama bertahun-tahun para pakar SEO terkemuka maupun praktisi-praktisi berpengalaman selalu mengatakan content dan backlink sebagai dua faktor paling penting dalam SEO yang harus mendapatkan perhatian paling serius. Dalam perkembangannya selama bertahun-tahun dengan rangkaian penyempurnaan algoritma yang secara berkala di-release oleh Google, kedua faktor itu tetap mendominasi. Kalaupun ada, pergeseran lebih banyak terjadi pada strategi untuk mendapatkan nilai bagus untuk kedua faktor tersebut. Bahkan kita melihat banyak contoh kasus dimana dengan SEO tanpa backlink sekalipun ranking yang bagus bisa saja kita dapatkan.
Namun akhir-akhir ini kita melihat indikasi semakin meningkatnya peranan sejumlah parameter yang secara umum bisa kita golongkan ke dalam kategori perilaku pengguna, dalam istilah asingnya users engagement.
Layakkah Perilaku Pengguna Disejajarkan Sebagai Faktor Utama SEO?
Pastinya kita tidak bisa bertanya pada Google, karena formula ranking memang merupakan sesuatu yang sangat dirahasiakan. Konon bahkan para insinyur Google yang terlibat secara dalam pengembangan algoritma sekalipun tidak mengetahui secara lengkap. Cara kita mengetahui faktor utama SEO ya melalui riset. Kita sangat mengetahui bahwa yang diinginkan Google adalah memberikan kualitas hasil pencarian yang prima pada para penggunanya. Jadi dari pengetahuan itulah biasanya riset SEO berawal.
Mengapa Google menjadikan content sebagai salah satu faktor utama SEO? Karena dari konten itu Google bisa mengukur relevansi sebuah website atau halaman web dengan kata kunci yang dipergunakan saat pemakai melakukan pencarian. Mengapa Google menjadikan backlink sebagai salah satu fakt0r utama SEO? Karena dari backlink yang dianalogikan sebagai referensi itulah Google mengukur kualitas. Logikanya tidak ada orang yang dalam kondisi normal mau mereferensikan sesuatu yang dia nilai buruk.
Tapi kita juga tahu bahwa backlink itu merupakan sesuatu yang banyak disalahgunakan, karena deteksinya relatif lebih sulit daripada menyalahgunakan konten. Misalnya backlink yang kita dapat dengan membeli tentu lebih sulit dideteksi daripada “keyword stuffing”, menjejalkan keyword sebanyak-banyaknya ke dalam konten secara tersembunyi. Karena itu sangat logis kalas Google terus mencari parameter-parameter yang lebih mudah dideteksi dan memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi alias lebih susah disalahgunakan.
Perilaku pengguna memiliki sejumlah indikator yang mudah diukur dan sangat sulit diakali. Kita ambil contoh satu saja, “dwelling time” yang mengukur berapa lama searing pemakai berada di dalam sebuah website. Secara sederhana kita bisa memahami logika ini: semakin lama dia brada di website itu, semakin bagus kualitas kontennya, karena kalau kontennya jelek, tentu dia tidak akan berlama-lama membacanya, langsung “ngacir” lagi mencari website yang lain. Mengukurnya sangat mudah, sementara mengakalinya sangat sulit.
Sebagai referensi untuk memahami faktor-faktor perilaku pengguna apa saja yang dipakai Google untuk mengukur kualitas sebuah website atau halaman web, anda bisa membaca artikel berjudul “Do Website Engagement Rates Impact Organic Rankings?” yang ditulis Larry Kim dan dipublikasikan di website moz.com.
Parameter Perilaku Pengguna Yang Berpengaruh Pada SEO
Click-Through Rate
Google menggunakan perilaku pengguna untuk memverifikasi penilaiannya sendiri dengan menggunakan “click-through rate”. Parameter ini lebih populer dalam singkatannya, CTR. CTR mengukur berapa sering pengguna meng-click website anda saat Google menampilkan website tersebut dalam daftar hasil pencarian (SERP).
Praktisnya begini. Google menilai Website A milik anda cukup berkualitas sehingga ditampilkan dalam halaman pertama SERP, katakanlah di posisi ke-5 untuk sebuah kata kunci. Ternyata karena “title” dan “description” Website B yang dimiliki kompetitor anda lebih menarik, meskipun website itu berada di posisi ke-6, saat tampil di SERP, pengguna lebih sering meng-click Website B. Maka suatu saat Google akan menaikan ranking Website B dan menurunkan ranking Website A.
Dwell Time
Parameter ini mengukur berapa lama searing pengunjung berada di dalam sebuah website. Semakin tinggi “dwell time”-nya artinya semakin lama pengunjung itu berada di dalam website kita. Semakin lama rata-rata “dwell time”, semakin bagus dari sisi SEO. Dasarnya adalah logika yang sangat sederhana. Pengunjung tidak akan mau berlama-lama berada di dalam satu website kalau dia menilai kualitas website itu buruk atau tidak relevan dengan kata kunci yang dia masukkan saat melakukan pencarian.
Contoh kasusnya begins. Misalnya seorang pengguna melakukan pencarian di Google dengan kata kunci “informasi wisata Bali”. Dari daftar hasil pencarian yang ditampilkan Google (SERP), dia tartarik dengan judul dan deskripsi Website A. Dia klik dan masuk ke website itu. Ternyata memang isi website itu menarik dan berkualitas. Dia membaca homepage, masuk ke beberapa halaman lain, membaca isinya, dan setelah puas dia kembali ke SERP, kemudian meng-click Website B. Ternyata dia menilai website itu tidak menarik dan selewat melihat homepage-nya dia langsung kembali ke SERP.
Di Website A dia menghabiskan waktu 12 menit. Di Website B dia menghabiskan waktu 30 detik saja. Kalau anda menjadi search engine, website mana yang anda beri nilai lebih tinggi?
Kapan-kapan kita bahas bagaimana cara meningkatkan “dwell time” ini.
Return Visit
Kalau website anda menarik, mengandung banyak konten bermanfaat, kemungkinan besar pengunjung website suatu saat akan mengunjunginya kembali. Contohkan kita sendiri saja. Bukankah kalau kita menemukan website atau halaman web yang kita anggap menarik dan penting kita akan mem-bookmark-nya supaya kita mudah untuk balik lagi kesitu? “Return visit” mengukur berapa banyak dari pengunjung website anda yang merupakan “returning visitor” alias pengunjung yang pernah berkujung sebelumnya.
Google punya cara untuk melihat ini meskipun mungkin kunjungan-kunjungan kedua, ketiga, dan seterusnya tidak lagi menggunakan Google. Mungkin karena di-bookmark atau karena kita sudah hafal URL-nya.
Petunjuk Arah dan Click to Call
Tahu dong kalau Google sekarang sangat memperhatikan “local search”? Local search merujuk pada keberadaan bisais di lokasi sekitar si pengguna yang relevan tengan kata kunci pencariannya. Misalnya saja saat sedang berada di kawasan Pantai Kuta di Bali kemudian seorang pengguna melakukan pencarian dengan kata kunci “restoran murah”. Kemungkinan besar anda akan mendapatkan hasil berupa restoran-restoran murah yang lokasinya berada di seputaran Pantai Kuta saja, bukan Pantai Sanur apalagi Pantai Ancol yang berada di Jakarta.
Kalau listing lokasi ini kan ada fasilitas untuk meaghubungkan dengan aplikasi peta untuk memandu kita ke tempat tersebut atau tombol click yang langsung meaghubungkan kita ke fungsi telepon kaal pencarian dilakukan dengan menggunakan smartphone. Konsepnya sama dengan CTR. Kalau sering ditampilkan tapi pengguna tidak tertarik untuk mengambil langkah lanjutan, dalam hal ini meminta petunjuk arah atau langsung menelepon, nilainya akan berkurang.
Masih ada lagi?
Masih banyak yang lainnya. Misalnya saja kalau website atau halaman web kita memiliki fasilitas nutuk memberi komentar seperti pada kebanyakan blog dan portal berata, semakin banyak pengunjung memberi komentar nilai kita di mata search engine semakin tinggi. Lalu ada “social signal” yang memberi website kita nilai lebih kalau pengunjung men-share website atau halaman web kita melalui kanal-kanal “social media” seperti Facebook, Twitter, dan kawan-kawannya.
Masih ragu-ragu kalau sekarang perilaku pengguna menjadi bagian dari faktor utama SEO? Sepertinya sudah waktunya kita mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memperbaiki website kita sehingga parameter-parameter perilaku pengguna website kita semakin meningkat.