Dalam bahasan terdahulu melalui posting berjudul Strategi Marketing Dengan Pinterest kita sempat bicara mengenai pentingnya penggunaan Rich Pin dalam aktivitas marketing dengan Pinterest. Kalau anda lupa atau belum sempat membaca sehingga tidak mengetahui apa itu Rich Pin pada Pinterest, mungkin ada baiknya kita kutipkan lagi untuk sekedar menyegarkan ingatan.
Rich Pin memungkinkan kita untuk memperkaya Pin dengan memasukkan informasi tambahan dari domain kita sendiri. Saat ini tersedia 6 jenis Rich Pin yang masing-masing menawarkan cara berbeda untuk menarik pengguna. Diantaranya ada Pin Recipe yang memungkinkan kita menyisipkan resep pada Pin, Pin Place untuk menyisipkan lokasi, dan Pin Product yang memungkinkan pengguna untuk membeli produk yang di-Pin.
Lalu bagaimana kalau kita tidak memiliki produk yang cocok dengan keenam jenis Rich Pin yang sudah tersedia itu? Apakah kita harus menunggu sampai Pinterest kemudian menciptakan dan memperkenalkan Rich Pin jenis baru yang lebih sesuai? Pastinya tidak. Selama kita memiliki website, memiliki blog, kita bisa tetap mengambil manfaat optimal dari Rich Pin dengan mengimplementasikan trik marketing dengan Pinterest yang akan kita bahas dalam postingan ini.
Kalau Rich Pin saja masih jarang diketahui apalagi dimanfaatkan orang, apalagi yang satu ini, lebih jarang lagi yang tahu apalagi memanfaatkannya. Jadi perhatikan baik-baik, karena kalau anda memanfaatkannya secara konsisten, bisa saja membawa keberhasilan dalam implementasi marketing dengan Pinterest yang anda lakukan.
Teknik Supaya Posting Blog Bisa Dijadikan Rich Pin
Nah untuk anda yang tidak bermain dengan hal-hal yang sudah tersedia Rich Pin-nya, Pinterest membukakan pintu supaya posting blog kita bisa di-Pin dalam bentuk Rich Pin. Hebatnya lagi, Pin dalam bentuk Rich Pin dari blog kita ini dapat dilakukan oleh siapa saja yang mengunjungi website kita, dengan cara yang sangat sederhana, tinggal click. Pin yang muncul akan menampilkan judul posting, ringkasan isinya, nama penulis, link ke postingannya di blog, dan sejumlah informasi lainnya.
Hanya saja memang untuk dapat menikmati manfaat ini, kita mesti mau bersusah-susah dulu sedikit. Ada dua cara yang tersedia, dan keduanya kita akan bahas di bawah ini.
Open Graph
Meskipun diciptakan oleh Facebook, markup Open Graph yang merupakan informasi tambahan yang disisipkan di bagian awal posting ini juga dapat dimanfaatkan oleh Pinterest. Caranya tinggal sisipkan saja kode berikut di bagian header pada kode HTML halaman website atau posting blog anda. Artinya anda memang harus sedikit mengerti bagaimana caranya meng-edit HTML.
Kodenya seperti berikut. Jangan lupa untuk mengganti informasi di antara tanda kutip (“) sesuai kebutuhan. Yang ini hanya contoh saja.
<head> <meta property=”og:title” content=”Strategi Marketing Dengan Pinterest”/> <meta property=”og:description” content=”Popularitasnya yang semakin melejit membuat Pinterest mulai dilirik sebagai salah satu kanal marketing pontensial, pelajari caranya disini.”/> <meta property=”og:type” content=”article”/> <meta property=”og:url” content=”http://artamaya.web.id/strategi-marketing-dengan-pinterest/”/> <meta property=”og:site_name” content=”Artamaya”/> <meta property=”article:published_time” content=”2016-04-16T21:8:24-05:00″/> <meta property=”article:section” content=”Marketing”/> <meta property=”article:tag” content=”Pinterest”/> <meta property=”article:tag” content=”Social Media”/> <meta property=”article:author” content=”Adi Arifin” /> </head>
Meta yang wajib ada untuk Open Graph adalah:
- og:type: Harus diisi dengan “article” atau “og:article”.
- og:title: Judul artikel, tidak boleh ada kode HTML.
- og:description: Ringkasan atau penjelasan mengenai isi artikel, juga tidak boleh ada kode HTML.
Yang berikut ini opsional, boleh ada ataupun tidak, tetapi sebaiknya ada:
- og:site_name: Nama website atau blog kita.
- og:url: URL, link ke halaman web atau posting blog kita.
- article:published_time: Waktu publikasi.
- article:modified_time: Waktu update terakhir, kalau pernah di update setelah publikasi.
- article:author: Nama penulis konten atau pemegang hak ciptanya.
- article:section: Kategori dari konten yang relevan.
- article:tag: Tag ini kurang-lebih seperti keyword, bisa disamakan dengan tag pada blog. Hanya saja penulisannya, kalau ada lebih dari satu tag, masing-masing harus dimasukkan menjadi satu baris tertentu lengkap dengan atributnya.
Schema.org
Kode markup Schema.org merupakan standar universal yang bisa diterima oleh banyak sistem, diantaranya search engine terkemuka seperti Google dan Yahoo. Penggunaannya sama seperti Open Graph, harus mengedit kode HTML untuk menyisipkannya.
Berikut contoh penggunaan kode markup Schema.org:
<meta property=”og:site_name” content=”Artamaya” /> <div itemscope itemtype=”http://schema.org/Article”> <meta itemprop=”url” content=“http://artamaya.web.id/strategi-marketing-dengan-pinterest/” /> <span itemprop=”name” content=”Strategi Marketing Dengan Pinterest” /> <span itemprop=”author” content=”Adi Arifin” /> <span itemprop=“datePublished” content=“2016-04-16T21:2:46-05:00” /> <span itemprop=“articleSection” content=“Marketing” /> <span itemprop=“keywords” content= “Pinterest” /> <span itemprop=“keywords” content= “Social Media”/> <span itemprop=“wordCount” content=“420”/> <span itemprop=”description”>Popularitasnya yang semakin melejit membuat Pinterest mulai dilirik sebagai salah satu kanal marketing pontensial, pelajari caranya disini.</span> </div>
Perhatikan baris pertama. Karena Schema.org tidak menyediakan markup untuk nama website, kita terpaksa menyisipkan kode dari Open Graph.
Sepertinya sih masing-masing baris dari contoh di atas sudah relatif jelas dengan sendirinya ya? Tetapi untuk memastikan kita sama-sama memahaminya dengan benar, tidak ada salahnya kita bahas dengan lebih detai lagi isi dari masing-masing markup ini.
Yang wajib ada adalah sebagai berikut:
- url: URL dari link ke artikel, halaman web, atau posting web ybs.
- name: Judul artikel.
- description: Keterangan atau ringkasan posting tersebut..
Seperti pada Open Graph, ada juga markup-markup yang sifatnya optional tapi tetap lebih baik kalau kita lengkapi saja sekalian:
- datePublished: Tanggal publikasi.
- author: Nama penulis.
- articleSection: Kategori
- keywords: Fungsinya sama seperti Tag pada Open Graph, penggunaanya juga sama, jika ada lebih dari satu maka masing-masing dimasukkan dalam baris tersendiri.
- wordCount: Jumlah kata dalam posting tersebut.
Submit Untik Approval Oleh Pinterest
Sebelum Rich Pin anda di-submit untuk mendapatkan approval dari Pinterest, sebaiknya divalidasi dulu untuk memastikan bahwa kode-kodenya sudah terpasang dengan benar. Meskipun tidak ada hukuman atau penalty untuk men-submit Rich Pin yang salah, tentunya akan menghemat waktu kalau sekali submit langsung di-approve, daripada ditolak dulu hanya karena kesalahaan menyisipkan kode.
Caranya gampang, Pinterest sudah menyediakan tool untuk melakukannya. Kita dapat mengaksesnya melalui link berikut developers.pinterest.com/rich_pins/ lalu tinggal masukan URL dari artikel atau posting blog yang baru kita pasangi markup tadi
Selanjutnya tinggal submit dan sabar menunggu saja. Biasanya lumayan lama, ada yang sampai sebulan. Makanya kalau sampai ditolak hanya gara-gara menyisipkan kodenya kurang sempurna lalu ditolak dan kita harus mengulang lagi, makin banyak waktu yang terbuang.
Plugin WordPress Untuk Open Graph
Kalau kita cukup terbiasa dengan HTML, mungkin pekerjaan diatas tidak terlalu rumit. Sedikit makan waktu tapi dibandingkan manfaatnya mendukung usaha kita dalam marketing dengan Pinterest, tidak ada apa-apanya. Tapi kalau masih terasa ribet, atau anda misalnya ingin memberi kemudahan karena posting akan dilakukan orang lain, karyawan misalnya, prosesnya kita bisa permudah, terutama kalau website atau blog anda menggunakan mesin WordPress. Tinggal cari dan install saja plugin yang sesuai. Saya biasanya lebih memilih plugin WordPress untuk Open Graph, karena selain melalui Pinterest saya juga bermain marketing dengan Facebook.