Affiliate marketing merupakan salah satu instrumen digital marketing yang sering terlewatkan. Memang sering kali kita dengan sengaja melewatkan kesempatan yang muncul hanya berdasarkan asumsi. Karena berasumsi affilate marketing itu sulit, karena berasumsi affilate marketing itu hasilnya kecil, hanya karena berasumsi bahwa affiliate marketing itu perlu usaha besar sementara hasilnya tidak seberapa, maka kita urung memanfaatkan affiliate marketing untuk bisnis kita. Padahal sebagai praktisi bisnis digital marketing tentunya istilah affiliate marketing bukanlah sesuatu yang asing di telinga kita.
Kalau anda termasuk diantara yang belum memanfaatkan affiliate marketing untuk bisnis anda, jangan khawatir karena anda tidak sendirian. Ada banyak para pengusaha yang bahkan sudah sangat intensif menggunakan berbagai instrumen digital marketing lain seperti Search Engine Optimisation, Pay Per Click, social media marketing, dll. tetapi belum menyentuh affiliate marketing sama sekali. Bahkan ada yang menghindari affiliate marketing hanya karena kesannya yang mirip-mirip dengan MLM alias multi-level marketing yang konon sukses bagi segelintir orang tetapi lebih banyak yang gigit jari.
Mereka yang mulai menggunakan affiliate marketing biasanya memulainya dengan sangat hati-hati dan biasanya tidak memasang target atau malah harapan yang terlalu tinggi. Tidak salah, karena memang ada banyak perdebatan dan kisah kegagalan dalam penerapan affiliate marketing untuk bisnis, bukan hanya oleh pemula tetapi juga oleh mereka yang sudah berpengalaman sekalipun. Nah kalau anda tertarik untuk melangkah, sebaiknya difahami dulu mitos dan fakta di seputar affiliate marketing. Seperti apapun yang kita lakukan dalam bisnis, pada dasarnya strategi yang tangguh dan implementasi yang konsisten akan membawa kesuksesan.
Apa Itu Affiliate Marketing?
Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa affiliate marketing adalah metode pemasaran yang menawarkan komisi kepada para partner pemasar – yang kemudian kita kenal dengan sebutan affiliate – saat mereka mendatangkan konversi. Tentu bentuk konversinya bisa berbeda-beda tergantung model bisnis kita sendiri, penjualan salah satunya.
Itu kalau dilihat dari sisi pemilik produk. Misalnya anda memiliki industri rumah tangga yang memproduksi dan menjual produk makanan. Di sisi lainnya artinya anda juga dapat bertindak sebagai affiliate yang mendatangkan konversi untuk bisnis orang lain dan sebagai imbalannya kita mendapatkan komisi. Misalnya saja mendatangkan pengunjung ke website orang lain, lalu kita mendapatkan komisi saat pengunjung yang kita datangkan itu melakukan pembelian.
Terdengar sederhana? Prinsipnya memang sederhana, tetapi tentunya memang penerapannya agar berhasil tidak sesederhana teori dasarnya. Strategi yang salah, eksekusi yang salah, bisa dengan mudah membawa kegagalan, bahkan kegagalan yang disertai kerugian.
Affilate Marketing Perlu Dikelola Serius
Affiliate marketing bukan sesuatu yang bisa dilakukan asal-asalan. Dimulai lalu dibiarkan berjalan dengan sendirinya sudah pasti akan berujung pada kegagalan.
Seperti instrumen-instrumen pemasaran lainnya, mendapatkan formula yang tepat bukanlan sesuatu yang bisa asal dijiplak entah darimana. Perlu riset, eksperimen, dan segudang trial and error, sampai akhirnya kita dapat menemukan formula yang paling efektif untuk situasi dan kondisi kita. Tapi bahkan setelah formula tersebut kita dapatkan kita tidak dapat kemudian berpangku tangan membiarkannya berjalan sendiri. Kondisi lingkungan yang terus berubah membuat kita harus tetap memantau dan melakukan perubahan-perubahan yang diperkukan agar formula yang kita pergunakan selalu sesuai dengan kebutuhan.’
Memilih lalu kemudian mengelola partner juga merupakan sesuatu yang memerlukan perhatian terus-menerus. Peraturan dan panduan untuk partner harus disusun dan penerapannya terus dipantau. Struktur komisi harus dibuat seimbang dan tentunya harus diterapkan dengan konsisten. Kinerja masing-masing partner harus terus dimonitor sementara kita juga harus terus-menerus mencari dan menyeleksi partner-partner baru.
Affiliate Marketing Perlu Alokasi Waktu yang Cukup
Kalau anda tidak punya cukup waktu – baik dari anda sendiri maupun orang-orang yang anda pekerjakan – lebih baik tidak usah mulai. Pengelolaan affiliate marketing yang sukses memerlukan banyak waktu dan perhatian. Kalau anda tidak dapat menyediakannya, affilate marketing bukan hanya membuang waktu dan uang tapi justru dapat merusak reputasi dan membuat kita kehilangan potensi penjualan.
Tidak hanya soal manajerial, banyak hal detail juga memerlukan perhatian dan artinya waktu yang cukup. Coba simak beberapa hal berikut yang mungkin bahkan tidak anda bayangkan saat memulai terjun ke jalur affiliate marketing.
- Anda perlu materi presentasi yang bagus dalam aneka ukuran sehingga bisa terpasang dengan baik dan tampak menarik pada aneka model website yang dikelola partner.
- Materi presentasi harus selalu up-to-date. Kalau anda melakukan perubahan, maka dari sekian banyak aneka ukuran yang anda miliki juga harus ikut di-update.
- Materi presentasi dalam aneka ukuran itu sering kali harus tersedia tepat waktu, kalau tidak anda akan kehilangan momentum. Misalnya saja kalau anda ingin memanfaatkan moment lebaran, tidak ada artinya kalau materinya baru siap seminggu sebelum lebaran. Orang sudah tidak belanja lagi, sudah pada pergi mudik.
- Landing page yang merupakan pintu penyambutan bagi pengunjung website yang didatangkan melalui affiliate harus dibuat sangat menarik. Mungkin anda perlu merangcang landing page berbeda untuk tamu yang didatangkan oleh partner yang berbeda. Misalnya anda punya online shop fashion. Alangkah baiknya jika untuk pengunjung yang datang dari partner yang merupakan sebuah portal informasi keagamaan jatuh ke landing page hijab sementara mereka yang datang dari partner yang merupakan website komunitas pecinta alam masuk ke landing page berbau petualangan.
- Anda punya banyak partner, punya banyak materi pemasaran, punya banyak landing page, tentu anda harus mengukur efektivitas masing-masing bukan?
Memiliki Banyak Partner Tidak Menjamin Sukses
Apalah artinya affiliate marketing tanpa partner. Sudah pasti itu, kita harus punya parner. Semakin banyak semakin baik? Belum tentu. Prinsip sederhana dalam segala aktivitas kehidupan tetap berlaku, kualitas lebih utama dari kuantitas. Mungkin kita bisa mendapat banyak website yang tertarik untuk menjadi partner affiliate kita. Apa susahnya menyisipkan materi pemasaran yang sudah kita siapkan ke dalam website mereka kemudian mereka tinggal menunggu kita mentransfer komisi ke rekening mereka? Tapi apakah partner-partner tersebut punya kemampuan untuk benar-benar mendatangkan kesuksesan?
Kita perlu seleksi ketat. Kita perlu memonitor secara terus menerus untuk mengukur performa masing-masing partner. Pada akhirnya kita akan mengelola sejumlah partner yang benar-benar profesional dan produktif.
Metode Pembayaran Affiliate Marketing
Ketika kita bicara affiliate marketing, biasanya kita juga bicara pembayaran komisi. Cara pembayaran komisi affiliate yang paling populer adalah CPA, cost per acquisition. Tetapi ada juga sejumlah metode pembayaran lain seperti CPC alias cost per click atau bahkan fixed cost model alias model pembayaran tetap, anda memasang materi pemasaran anda di website partner dengan membayar sekian juta setiap bulan misalnya.
Memilih mana metode pembayaran yang cocok untuk anda tidaklah sesederhana yang anda bayangkan. Anda harus untung sehingga kalau bisa membayar sekecil-kecilnya. Tapi partner juga ingin untung, mereka ingin dibayar sebesar-besarnya. Sering kali pertanyaannya tidak sebatas metode pembayaran yang paling cocok untuk anda saja tetapi juga metode pembayaran yang paling cocok untuk masing-masing partner.
Tentunya pada akhirnya pembayaran itu juga sesuatu yang harus dikelola, dimonitor dengan baik dan dilaksanakan dengan baik pula.