Kita semua tahu bahwa membangun konten berkualitas tinggi merupakan strategi paling paten untuk membangun link, karena dengan demikian orang akan dengan senang hati menjadikan konten website kita sebagai referansi dengan membuat link tanpa harus kita minta. Tetapi kita semua juga tahu bahwa membangun konten yang layak untuk menajdi referensi, membuat orang menemukannya, sebelum akhirnya benar-benar membanjiri website kita dengan link bukanlah hal mudah yang bisa kita lakukan dalam sekejap.

Ada banyak strategi yang bisa kita pergunakan untuk membangun link berkualitas berstatus “authoritative”. Salah satu yang mungkin sering melintas di telinga kita adalah guest blogging. Tapi perlu diingat bahwa guest blogging menuntut kita untuk membuat konten yang juga sangat berkualitas, sesuatu yang sangat penting untuk memperkaya konten kita sendiri, tetapi justru terpaksa harus kita “berikan” untuk memperkaya website orang lain hanya untuk mendapat sebuah link.

Dilema guest blogging: memperkaya konten sendiri dan menjadikannya semakin kaya dan berkualitas atau mempostingnya di website orang lain, memperkaya konten website orang lain, untuk mendapatkan link.

Karena itu sekarang mari kita coba melirik beberapa strategi membangun authoritative link yang lebih sederhana tanpa mengurangi kualitas link yang didapatkan.

1. Membangun Sumber Informasi Bermanfaat

Konten berkualitas belum tentu menjadikannya informasi yang membuat orang merasa perlu untuk menjadikannya sumber informasi yang memberi manfaat secara langsung. Mari kita bandingkan kedua contoh yang berhubungan dengan informasi medis ini: a. jurnal setebal ratusan halaman mengenai teknik operasi jantung dan b. artikel sepanjang 2000 kata berisi informasi tentang pertolongan pertama untuk penderita serangan jantung.

Dari sisi kualitas informasi, opsi a pastinya lebih berat, beda kelas. Untuk menulisnya juga pasti sangat sulit. Tetapi mereka yang menganggap itu sebagai informasi penting hanya para dokter yang menyandang gelar super spesialis, para ahli bedah jantung, yang jumlahnya pasti sangat sedikit. Sementara itu opsi b merupakan artikel ringan dan karenanya lebih mudah dibuat. Tidak perlu keahlian khusus, cukup dengan rajin mencari referensi yang bisa dilakukan secara online. Tetapi hampir semua orang di dunia ini memerlukan informasi itu.

Mana yang lebih berpotensi untuk mendapatkan ledakan link?

2. Menulis Testimoni

Tidak bisa dipungkiri, kita pasti sering menggunakan produk dan jasa yang dihasilkan oleh orang lain, perusahaan lain, yang banyak diantaranya mengelola aset digital sebagai instrumen pemasaran mereka. Kita tentunya bisa memilah mana saja diantara mereka yang memiliki relevansi dalam konteks konten website dengan website yang kita kelola.

Yang perlu anda lakukan hanya menuliskan pengalaman positif saat kita menggunakan produk atau jasa yang mereka yang pernah kita pergunakan. Misalnya saja kita mengelola website hotel. Karena kita pernah memiliki pengalaman positif memesan tiket pesawat saat kita sekeluarga mudik melalui travel agent tertentu, kita menulis satu posting blog mengenai pengalaman kita itu.

Tanpa perlu kita minta pengelola travel agent itu akan dengan senang hati “memamerkan” testimoni kita entah pada website mereka, pada blog yang mereka kelola, atau mungkin pada kanal-kanal social media mereka.

3. Menanam Link Melalui Review

Kalau kita menawarkan produk atau jasa yang banyak dipergunakan konsumen, salah satu celah untuk memperoleh link yang harus dieksploitasi adalah melalui review. Di hampir semua produk biasanya ada banyak blog yang memuat review mengenai produk dan jasa dan pastinya ada diantaranya yang sama atau sejenis dengan produk atau jasa yang kita tawarkan. Dari sekian banyak blog tersebut biasanya ada yang memiliki traffic yang bukan hanya lumayan tapi juga sangat besar.

Dengan meluangkan sedikit waktu untuk riset kita akan menemukan blogger-blogger potensial seperti ini. Langkah selanjutnya tinggal melakukan pendekatan. Biasanya, sebagian besar blogger akan dengan senang hati menulis hanya dengan pendekatan persuasif, misalnya meminta saran dan masukan mengenai produk atau jasa yang kita tawarkan. Tentunya jangan pelit, berikan mereka sample supaya mereka bisa dengan leluasa menulis review karena mereka benar-benar mencoba sendiri.

Kalau kita cukup selektif memilih blogger, semahal apapun harga produk atau jasa yang kita tawarkan, memberikan sample untuk mendapatkan review yang mereka muat di blognya, secara ekonomis tetap menguntungkan. Para produsen handphone atau kamera digital misalnya, dikenal royal memberikan sample produk untuk kebutuhan ini. Bahkan kita mungkin sering mendengar produsen mobil mengundang media, termasuk media online, untuk mengikuti sesi pengujian. Mobilnya memang tidak diberikan cuma-cuma, hanya boleh dicoba, tapi biasanya mereka dijamu habis-habisan.

4. Intip Profil Link Kompetitor

Apapun topik yang diusung website anda, kemungkinan besar sudah ada sejumlah kompetitor yang bercokol di puncak SERP. Sulit mengalahkan mereka hanya dengan membangun konten yang lebih berkualitas jika profil link mereka sudah sangat mapan. Bagaimana kalau kita punya konten yang lebih berkualitas sementara profil link website kita setara dengan mereka? Pastinya potensi kita untuk menyusup ke papan atas SERP lebih besar. Coba cara sederhana ini: intip profil link website kompetitor untuk kita tiru.

Ada banyak tool yang bisa kita pergunakan untuk menanalisa profil link sebuah website. Beberapa diantaranya yang cukup banyak dipergunakan praktisi SEO adalah Open Link Profiler, Backlink Watch, dan Ahrefs.

Dengan tool-tool tersebut kita bisa dengan mudah mengetahui website mana saja yang me-link ke website kompetitor kita. Setelah kita ketahui, tinggal kita analisa masing-masing website tersebut untuk mencari tahu bagaimana cara mendapatkan link dari website-website tersebut. Apakah guest blogging, press release, review, forum, profil di portal forum, social media, dll. masing-masing tentunya ada caranya sendiri-sendiri.

5. Mengambil Alih Broken Link

Website dengan tingkat otoritas tinggi tidak berarti bebas masalah. Sering kali mereka juga luput untuk mendeteksi adanya broken link dari konten yang mereka miliki. Biasanya hal ini terjadi karena mereka memposting sesuatu dengan menyertakan link. Pada saat mereka memposting, link tersebut bekerja dengan baik, tapi lama kelamaan website atau halaman web yang mereka link tersebut menghilang dari peredaran karena berbagai alasan.

Jadi tool untuk mengecek broken link seperti Broken Link Checker tidak hanya bermanfaat untuk mengamankan website kita sendiri tapi juga bisa menjadi salah satu tool untuk link building.

Kalau anda menemukan broken link seperti ini, jangan langsung menghubungi pemilik website untuk mengingatkan mereka, karena paling banter yang kita dapat hanya ucapan terima kasih. Buat dulu konten yang kira-kira relavan untuk mendapat link tersebut. Setelah itu baru kemudian hubungi pemilik website tadi, bukan hanya mengingatkan adanya broken link, tapi sekalian menawarkan sumber pengganti. Kalau dia menolak dan memilih untuk mematikan linknya misalnya, ya sial aja sih. Tapi biasanya kalau konten kita benar-benar relevan dan berkualitas, dia akan lebih memilih menerima tawaran kita.

6. PDKT Dengan Influencer

Influencer biasanya merupakan orang terpandang, entah penting karena jabatan, terkenal karena selebritis, menjadi patron pada industri tertentu karena kepakarannya, dan alasan-alasan lainnya. Karena mereka orang-orang penting, tentunya kita tidak bisa asal saja meminta mereka untuk menyebut produk kita entah melalui blog atau kanal-kanal social media miliknya kecuali kalau kita bersedia membayar, dan kemungkinan besar angkanya luar biasa besar untuk ukuran dompet kita.

Cobalah ambil jalan memutar. Mulailah dengan basa-basi. Setelah komunikasi mulai terbangun, mintalah kesempatan untuk wawancara. Jangan dibuat ribet, ikuti kemauan mereka. Cari waktu yang sesuai dengan jadwal mereka, atau tawarkan wawancara melalui telepon atau email. Kalaupun mereka “males” untuk meng-endorse produk tertentu apalagi secara gratis, biasanya mereka tidak menolak wawancara.

Posting hasil wawancara itu di website atau blog kita, baru berikan link-nya ke orang yang bersangkutan. Kemungkinan besar dia akan men-share link tersebut, entah di blog atau website mereka, atau melalui kanal-kanal social media mereka seperti Facebook, Twitter, dll. Kalaupun hanya di share melalui social media, sudah sangat lumayan, karena biasanya wall atau timeline orang-orang seperti ini juga memiliki traffic yang besar.

7. Siapa Tahu Ada Yang “Nyebut-Nyebut”

Coba search menggunakan domain atau merk anda sebagai kata kunci. Bisa jadi sudah ada yang menyebut-nyebut domain atau merk kita tanpa ada link-nya, hanya menyebut saja. Kalau menemukan yang seperti ini, tidak ada salahnya menghubungi si pemilik website atau penulis posting ybs. dan secara harus “menyarankan” supaya penyebutan tersebut diisi dengan link.

8. Pasang “Alert” Untuk Penyebutan Merk Atau Domain Anda

Masih terkait dengan nomor 7 di atas, ada baiknya memasang alert supaya setiap kali ada yang menyebut merk atau domain anda di ranah internet, anda akan langsung mendapatkan pemberitahuan. Yang paling sederhana dan gratis, bisa menggunakan Google Alerts. Kalau mau menggunakan yang lebih kaya fitur, bisa coba Buzzsumo atau Mention.

9. Kumpulkan Data Statistik

Sering kali orang mencari referensi berupa data statistik untuk memperkuat tulisan yang mereka buat. Sayangmya meskipun internet merupakan gudang data yang sangat kaya, sering kali data-data tertentu tercerai-berai dimana-mana. Anda bisa membuat posting yang berisi kumpulan data-data statistik mengenai topik tertentu. Jika data yang anda kumpulkan merupakan data yang banyak dibutuhkan, kemungkinan besar anda akan mendapat banjir link.

10. Manfaatkan Pengetahuan Anda

Pernah mendengar program Help a Reporter? Entah anda benar-benar mengikuti program itu atau mengikuti pemikiraan yang sama, anda bisa mendapat manfaat berupa link dengan membantu jurnalis atau blogger yang bermaksud menulis sesuatu yang berhubungan dengan hal yang anda kuasai. Kemungkinan besar saat tulisannya dipublikasikan nama anda akan ikut disebut. Kalau dipublikasikan secara online, mungkin lengkap dengan link.