Apakah URL case-sensitive? Kalau saya mendapat pertanyaan itu jawaban saya pastilah tidak.
Selama ini sepertinya kita terlanjur meyakini kalau URL itu tidak case-sensitive. Artinya huruf besar atau huruf kecil sama saja. Selama urutan karakternya sama persis, mau diketik dalam huruf besar semua, huruf kecil semua, atau bahkan dicampur-campur tetap akan mengarahkan kita ke halaman web yang sama.
Tapi ternyata itu salah.
John Mueller dari Google menjelskan sebaliknya. Menurutnya URL itu case-sensitive. URL yang diketikkan dengan huruf besar akan membawa kita ke tempat yang berbeda dengan URL yang diketikkan dengan huruf kecil. Kalau dicampur-campur tentu berbeda lagi juga.
Pernyataan John Mueller itu merupakan pembuka dari jawaban yang diajukan seorang peserta dalam acara Ask Googlebot pada kanal YouTube Google Search Central.
Pertanyaanya bukan sekedar megenai beda huruf kecil dan huruf besar yang mungkin harusnya kita semua tahu. Kalau pertanyaan diajukan pada John Mueller, pastilah ada hubungannya dengan SEO. Pertanyaanya sesungguhnya adalah “Apakah penggunaan huruf besar atau huruf kecil pada URL berpengaruh pada ranking?”
John Mueller menjawa pertanyan itu sambil menjelaskan bagaimana Google memilih versi URL mana yang ditampilkannya pada daftar hasil pencarian.
Apakah Penggunan Huruf Besar dan Huruf Kecil Pada URL Mempengaruhi SEO?
Apa jawaban John Mueller? Menurutnya pada dasarnya Google membedakan huruf besar dan huruf kecil pada URL.
Dua URL bisa nampak sama, bahkan merujuk ke halaman web yang sama, tapi keduanya bisa saja diperlakukan berbeda jika satu URL ada huruf besarnya sementara URL lainnya tdak.
Huruf besar dan huruf kecil benar-benar beda di mata Google.
John Mueller mengatakan:
“Secara definisi yang namanya URL itu case sensitive, sama dengan keberadaan garis miring di akhir URL. Jadi secara teknis jawabannya adalah ya, URL itu case sensitif. Huruf besar atau huruf kecil dipandang berbeda”.
Jika Google medeteksi ada beberapa versi berbeda dari URL yang sama, Google akan mengirim robotnya untuk mengunjungi website itu dan memastikan URL yang mana yang akan ditampilkan pada daftar hasil pencarian. Meskipun operasi ini seluruhnya terjadi secara otomatis, John Mueller menyarankan kita untuk memastikan kalau untuk satu halaman web tujuan hanya ada satu versi URL. Konsekuensinya proses index jadi jauh lebih lama.
“Kalau sebuah halaman web memiliki lebih dari satu versi URL, Google akan memutuskan sendiri yang mana yang akan dia gunakan. Dari sisi Google biasanya nggak masalah. Tapi belum tentu pemilik website menyukai pilihan yang dibuat Google.
Selain itu karena search engine harus mengirimkan robotnya ke semua variasi URL yang ada, proses indeks akan jadi lebih lama.”
Proses yang dilakukan Google untuk mengatasi masalah perbedaan URL ini disebut canonicalization. Lewat proses ini Google memilih URL mana yang dia simpan di dalam databasenya dan ditampilkan pada daftar hasil pencarian saat diperlukan nantinya.
URL yang dipilih Google sebagai hasil dari proses tadi disebut URL canocical.
“Jadi jika Google menemukan beberapa URL berbeda tapi merujuk pada konten yang sama, dia harus memutuskan yang mana yang akan dipakai. Proses ini disebut canonicalization.
Tidak ada pengaruhnya sama sekali terhadap ranking. Tapi mungkin URL yang dipilih sistem untuk dipakai belum tentu URL yang anda inginkan.”
John Mueller lebih lanjut juga menjelaskan bahwa Penggunaan huruf besar dan huruf kecil pada URL ini juga berpengaruh pada robots.txt
“Satu tempat lain dimana URL yang presisi diperlukan adalah pada robots.txt. Di dalam file ini kita bisa menginstruksikan bagian website yang mana saja yang harus dijelajahi dan diindeks, bagian mana yang tidak.
File robots.txt juga menjadi satu tempat dimana Google mendapatkan URL. Jika website anda memiliki file robots.txt dan ada satu versi URL dari sejumlah URL yang serupa tapi tak sama itu, Google akan memilih yang ada pada file robots.txt”
Sepertinya sekarang jawaban untuk pertanyaan “Apakah URL case-sensitive?” sudah terjawab ya?