Cara mendapat backlink dari directory yang pada umumnya sangat mudah membuat teknik backlink ini sangat populer di kalangan praktisi SEO. Tinggal mendaftar lalu memberikan sedikit data – biasanya terdiri dari nama, URL, dan sedikit keterangan – lalu tinggal klik submit. Sebagian directory mengharuskan kita menunggu “approval” sebelum link yang kita submit muncul di dalam directory mereka. Tapi banyak juga directory yang menerapkan mekanisme “auto-approve”, dimana link yang kita submit langsung muncul.
Directory Paling Penting untuk SEO
Sama seperti teknik link building lainnya, backlink yang didapat dari directory ini nilainya tidak sama. Nilai backlink dari directory sangat tergantung dari nilai directory itu sendiri di mata search engine. Melihat kualitas directory sebagai sumber link tidak terlalu sulit, ada banyak parameter SEO yang bisa dianalisa dengan mudah, misalnya saja PageRank yang tinggi dan ranking aliran traffic yang bisa dicek melalui Alexa. Biasanya semakin baik kualitas directory sebagai sumber backlink, proses mendapatkan link-nya juga semakin sulit.
Para praktisi SEO sepakat bahwa di atas ratusan bahkan ribuan directory yang beredar di jagat maya, DMOZ adalah directory paling penting. Diterima oleh DMOZ sehingga bisa mendapatkan link dari directory tersebut biasanya merupakan sukses tersendiri bagi seorang webmaster atau praktisi SEO. Dalam banyak kasus, meskipun kita sudah mengikuti semua aturan mengenai cara mendapat link dari DMOZ, setelah menunggu berbulan-bulan link yang kita submit tidak juga di-approve.
Cara mendapat backlink dari directory memang relatif sama, DMOZ tidak terlalu berbeda. Pemberian approval-nya yang full manual membuat ceritanya menjadi sangat berbeda. Lama dan pelit.
Directory DMOZ Ditutup
Sayangnya setelah demikian lama menyandang status sebagai directory paling penting untuk SEO, DMOZ baru-baru ini membuat pengumuman yang sangat mengejutkan, DMOZ secara resmi ditutup selamanya terhitung mulai tanggal 14 Maret 2017. Meskipun banyak spekulasi beredar, tidak ada penjelasan resmi mengenai penyebab penutupan DMOZ. Yang jelas sangat mengejutkan, karena posisi DMOZ sebagai “pemimpin pasar”, juga karena penutupannya yang diumumkan secara mendadak.
Sejarah DMOZ
DMOZ didirikan oleh dua orang insinyur yang bekerja di perusahaan teknologi terkemuka Sun Microsystems. Rich Skrenta dan Bob Truel sebagai para pendirinya awalnya menamainya Gnuhoo. Belakangan sejumlah rekan kerja mereka yang lain turut memperkuat para pendiri awal, Chris Tolles, Bryan Dole, dan Jeremy Wenokur. Mulai online pada 5 Juni 1998, Gnuhoo kemudian berganti nama menyadi NewHoo karena banyak orang menganggap layanan mereka tidak relevan dengan istilah GNU yang merujuk pada software gratis. Tidak lama berselang namanya diganti lagi menjadi ZURL karena Yahoo keberataan dengan persamaan suku kata “hoo” yang terkandung dalam nama itu.
Sesaat sebelum pergantian nama dari NewHoo menjadi ZURL, terjadi perpindahan kepemilikan karena akuisisi oleh Netscape yang pada bulan Oktober 1998 kembali mengganti namanya menjadi Open Directory Project. Belakangan Netscape sendiri diakuisisi oleh AOL sehingga kepemilikan DMOZ otomatis turut berpindah tangan.
Pada jamannya, terutama antara 1998 sampai 2015, DMOZ tumbuh pesat. Saat Netscape mengambil alih kepemilikan, DMOZ menyimpan sekitar 100.000 URL. Sekitar setahun kemudian tepatnya pada tanggal 5 Oktober 1999 angka itu sudah melipat 10 kali menjadi sekitar sejuta URL. Pada bulan April 2000, DMOZ berhasil menyalip Yahoo Directory dengan mencatat 1.6 juta URL. Angka itu terus membumbung meskipun tingkat pertumbuhannya semakin melambat. Di akhir masa kejayaannya, tepatnya 31 Oktober 2015, DMOZ merekam hampir 4 juta website.
Apakah Link-Building dengan Directory Masih Bermanfaat?
Meskipun DMOZ tidak pernah mengemukakan alasan penutupan layanannya, kenyataannya dari penghujung 2015 angka pertumbuhan DMOZ sudah jauh menurun. Rentang waktu itu kurang lebih singkron dengan update algoritma Google yang berfokus pada kualitas backlink. Sejumlah praktisi SEO menyebut bahwa backlink dari directory kualitasnya sangat rendah sehingga sudah tidak ada gunanya lagi dilakukan. Bahkan ada beberapa pakar SEO menyebut backlink dari directory malah memberi efek negatif terhadap ranking.
Pendapat mana yang anda ikuti?
Backlink, apapun tekniknya, terikat pada “aturan main” yang sama. Sumbernya harus berkualitas. Anchor text harus bervariasi. Konten di sekitar link tersebut – yang kita buat dalam bentuk deskripsi – harus berkualitas (cukup panjang, unik, relevan). Cara mendapat backlink dari directory masih tetap sama, tapi kita perlu bekerja lebih baik. Dan pastinya konten dari website kita sendiri harus berkualitas. Pada akhirnya sebagus apapun backlink yang kita dapat, kalau kualitas konten websitenya rendah ya tidak ada hasilnya. Backlink – termasuk dari directory – masih bermanfaat besar. Tapi manfaat itu hanya bisa didapat oleh website yang memiliki konten berkualitas.