Mereka yang mengandalkan website dalam mengais rejeki di ranah digital marketing tentu sangat memahami SEO. Dan kita semua tahu bahwa secara teori, para pakar dan konsultan SEO mengajarkan bahwa salah satu elemen paling penting dari SEO adalah backlink. Jadi kalau ada yang mengatakan ranking tinggi di Google dan search engine lainnya itu bisa diraih tanpa backlink sama sekali, mungkin kebanyakan akan meragukannya bahkan bisa jadi dengan serta-merta menolaknya. Tapi kenyataannya hal itu bisa dilakukan dan saya sudah membuktikannya sendiri. Teknik SEO tanpa backlink yang saya lakukanpun bukanlah sesuatu yang rumit dan sulit. Mau tahu caranya?
Pertama kita harus memahami teori dasar SEO. Ada banyak kumpulan teori dan teknik SEO yang bisa anda baca disini. Secara singkat SEO itu hanya membutuhkan dua hal saja, yaitu content dan backlink. Jadi kalau anda bertemu dengan praktisi, pakar, atau bahkan konsultan yang menawarkan jasa SEO mengatakan bahwa backlink merupakan salah satu yang paling penting dalam SEO, itu memang benar adanya. Bukan isapan jempol apalagi hoax. Sekarang tinggal soal keseimbangannya saja, penekanan diantara kedua elemen tersebut. Apakah harus 50:50 atau ternyata rasio ideal untuk mendapatkan ranking yang baik itu justru bukan di angka itu. 80:20, atau 70:30, atau malah sebaliknya 20:80 atau 30:70.
Saat kita bicara teknik SEO tanpa backlink, kita biacara di titik ekstrim dari keseimbangan antara kedua elemen tersebut. Antara content dan backlink, bukan lagi 50:50 atau 70:30 dan sebagainya tapi 100:0.
Mengapa Memilih Teknik SEO Tanpa Backlink?
Kalau SEO memerlukan kedua elemen tersebut, content dan backlink, lalu mengapa kita bermain dengan keseimbangan bahkan sampai bergeser ke titik ekstrim, 100:0 dimana artinya kita hanya mengandalkan konten dan tidak bermain backlink sama sekali? Jawabannya sangat sederhana, karena membangun backlink yang baik dan benar itu sangat sulit. Sementara kalau backlink yang kita dapatkan tidak baik dan benar, hasilnya juga bukan hanya sangat minim, salah-salah justru bisa negatif, membuat website atau halaman web yang kita optimasi justru mendapat nilai buruk di mata Google.
Soal backlink ini memang ada setumpuk teori yang dihasilkan oleh pemikiran banyak konsultan dan praktisi SEO yang kemudian bisa disarikan menjadi sejumlah kriteria dari backlink yang baik dan benar itu tadi. Pastinya baik dan benarnya itu menurut Google. Meskipun ada banyak teknik backlink dan sebagian diantaranya relatif mudah, pada kenyataannya semakin mudah tekniknya justru nilainya juga semakin kecil, saking kecilnya justru banyak yang menganggap nihil. Yang efeknya besar mendapatkannya juga bukan hanya sulit tapi sangat sulit. Demikian sulitnya sampai-sampai banyak yang menganggapnya nyaris tidak mungkin.
Pada akhirnya kita kembalikan pada kemauan Google si pemagang kekuasaan absolut, link building, artinya link yang sengaja dibuat, itu secara prinsip termasuk ke dalam kategori black hat.
Jadi daripada mudah tidak ada hasilnya atau bagus hasilnya tapi sangat sulit sehingga artinya sama sama NOL besar padahal Google sendiri tidak menyukainya – kalau sampe ketahuan – lalu mengapa kita masih memaksakan diri bermain link building. Bagaimana kalau kita mengambil proporsi 100:0 antara konten dan backlink?
Aplikasi SEO Tanpa Link Building
Sebetulya memilih untuk mencoba teknik SEO tanpa backlink itu kembali pada prinsip memenuhi keinginan Google sepenuhnya. Google menginginkan kita membangun konten yang relevan dan berkualitas sehingga bermanfaat bagi pengunjung. Google menggunakan backlink sebagai parameter untuk mengukur manfaat bagi pengunjung itu tadi. Semakin besar manfaatnya bagi pengunjung, bagi penduduk dunia maya, semakin tinggi nilainya di mata Google. Jadi bayangkan apa artinya sebuah backlink kalau itu didapat karena anda si pemilik website, si pembuat konten, kemudian meminta pemilik website lain untuk memberikan link, bukan karena konten anda bermanfaat tapi karena anda memintanya dengan menawarkan sesuatu sebagai “bayaran”-nya, entah uang atau merchandise atau pulsa atau link dari website lainnya lagi.
Jadi mungkin yang lebih tepat bukan teknik SEO tanpa backlink, tapi teknik SEO tanpa link building. Artinya bisa saja kalau konten anda sangat bermanfaat, backlink akan diberikan dengan sendirinya oleh pemilik-pemilik website lain. Tapi kita tidak melakukan apa-apa untuk mendapatkan backlink tersebut selain membuat konten berkualitas itu saja.
Untuk mencoba teknik tersebut saja menggunakan salah satu client, seorang dokter hewan alias veteriner yang memiliki sebuah klinik hewan di kawasan Kerobokan, Bali. Dalam istilah asingnya dokter hewan sering disebut vet, singkatan dari veterinarian. Di Bali layanan dokter hewan ini merupakan lahan bisnis yang cukup menjanjikan sehingga kompetisi untuk keyword-keyword yang relevan dengan layanan ini relatif tinggi.
Mengapa?
Kalau di banyak daerah lain dokter hewan lebih banyak dihubungkan dengan petani dan peternak, di Bali yang banyak penduduknya merupakan ekspatriat asing, banyak dokter hewan lebih fokus pada hewan peliharaan seperti anjing dan kucing. Dianggap sebagai bagian dari keluarga, kesehatan hewan peliharaan terutama anjing dan kucing mendapat perhatian yang cukup besar. Dari makanan, vaksin, sampai layanan kesehatan mereka tidak kalah dibandingkan dengan para pemiliknya yang banyak diantaranya kaum ekspatriat berkantong tebal.
Tekniknya relatif sederhana, mengikuti kaidah on-page SEO standar. Langkah awalnya menentukan keyword baik primer maupun sekunder. Dengan tingkat kompetisinya yang cukup tinggi, saya hanya menyasar satu keyword primer dan dua keyword sekunder. Cemen ya? Hehehe. Yang penting jadi duit lah. Keyword primer terdiri dari 2 kata yaitu Bali vet sementara keyword sekunder terdiri dari 3 kata yaitu professional Bali vet dan Bali vet service. Karena pemilik website ini bisnisnya berada di Bali dan sebagian besar pangsa pasarnya kaum ekspat, bahasanya dipilih Bahasa Inggris. Teknis-teknis biasa saja. Hosting stabil, domain baru sesuai “brand”, SSL, mesin WordPress, theme premium yang lengkap dengan printil-printil yang diinginkan Google, beberapa plugin pembantu, sisanya konten, teks dan foto.
Hasilnya memang muncul lebih lambat dibandingkan dengan website yang dioptimasi dengan link building yang ekstensif. Tapi kenyataanya merayap naik dan stabil. Sekarang setelah sekitar 6 bulan, keyword utama bermain-main di ranking 3-4. Sementara keyword-keyword sekunder berada di ranking 1-2.
Kesimpulan
Secara sederhana kita bisa menyimpulkan bahwa SEO tanpa link building itu sangat mungkin dan hasilnya tidak kalah dahsyat. Memang hasilnya tidak secepat teknik SEO yang melibatkan link building apalagi kalau link building-nya dikakukan dengan ekstensif. Tapi kita juga perlu ingat bahwa link building itu nyerempet bahaya. Bahaya kalau kena OTT (operasi tangkap tangan) Google tidak bisa dianggap remeh terutama untuk website bisnis yang melibatkan merk dan reputasi di dalamnya. Kalau sampai tersapu dari SERP gara-gara terkena penalti Google, penyemesaiannya tidak cukup hanya membuat website baru dan mengulang pekerjaan optimasinya.
Kita tentunya sangat tahu kalau membuat website baru, membuat konten baru, dan mengulang optimasi itu makan waktu dan tenaga yang sangat besar. Tapi reputasi bisnis jauh lebih sulit lagi untuk dipulihkan. Untuk website-website bisnis, optimasi dengan teknik SEO tanpa backlink atau tepatnya tanpa link building ini lebih realistis.