Riset membuktikan bahwa adopsi social media pada perusahaan besar sangat masif. Kita sering kali berasumsi bahwa penggunaan social media untuk kebutuhan pemasaran hanya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan kecil berskala UKM yang memang tidak memiliki kekuatan finansial yang cukup. Dengan alasan itu, penggunaan social media untuk UKM menjadi realistis karena biayanya yang jauh lebih murah dibandingkan dengan instrumen-instrumen pemasaran tradisional. Bahkan dengan tingkat kreativitas yang tinggi, banyak kisah sukses UKM menggunakan social media tanpa mengeluarkan biaya sama sekali.

Sebuah riset yang dilakukan oleh Center for Marketing Research, sebuah lembaga riset pemasaran yang dikelola University of Massachusetts Dartmouth membuktikan bahwa asumsi tersebut salah besar. Riset yang dilakukan secara berkala setiap tahun ini menyasar perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam daftar Top 500. Daftar yang dikompilasi oleh majalah bisnis terkemuka Inc. Magazine ini memuat 500 perusahaan pribadi dengan tingkat pertumbuhan tertinggi di Amerika Serikat.

Kesimpulannya adopsi social media pada perusahaan besar sangat tinggi. 88% perusahaan yang masuk dalam daftar Top 500 menggunakan setidaknya satu platform social media.

Riset ini menunjukkan bahwa mayoritas perusahaan Top 500 intensif meggunakan platform-platform social media untuk hal-hal yang berkaitan dengan pemasaran. 88% menggunakan Facebook. 79% menggunakan Twitter. 53% menggunakan Google+. 48% menggunakan YouTube. 46% menggunakan Instagram. 30% menggunakan Pinterest. Merajai jajaran portal social media untuk penggunaan oleh perusahaan-perusahaan Top 500 adalah LinkedIn yang digunakan oleh 94%.

Adopsi Instagram Pada Perusahaan Besar

Kalau bicara pertumbuhan, ternyata dalam beberapa tahun terakhir pertumbuhan penggunaan portal social media pada perusahaan besar ini cenderung stagnan. Tetapi stagnasi ini tidak terjadi pada semua portal social media. Ada satu portal social media yang penggunaanya oleh perusahaan besar meningkat tajam. Adalah Instagram yang pada tahun 2014 hanya dipergunakan oleh 25% saja, tumbuh menjadi 32% pada tahun 2015, dan melonjak menjadi 46% pada tahun 2016.

Penggunaan Instagram pada Perusahaan Besar

Pertumbuhan penggunaan Instagram pada perusahaan besar ini sangat berbeda dengan portal-portal social media lainnya. Sebagai bandingan saja, penggunaan Pinterest oleh perusahaan besar Top 500 hanya meningkat 1% saja. Kondisi yang lebih buruk terjadi pada YouTube yang mengalami penurunan sebesar 2%. Sementara itu nasib Google+ lebih mengenaskan lagi, turun 11% dalam rentang waktu yang sama.

Facebook Tetap Perkasa

Dengan prosentase pengguna yang sudah cukup besar dari beberapa tahun lalu, dalam hal pertumbuhan Facebook memang tidak menunjukan peningkatan berarti. Tetapi efeknya masih dinilai paling signifikan. Riset yang sama membuktikan dibandingkan dengan portal-portal social media lain, Facebook menarik lebih banyak pengguna, memiliki jangkauan lebih luas, dan lebih mampu membawa perubahan pada golongan masyarakat yang disasar. Facebook juga paling kuat dalam hal menghasilkan traffic referral. Dan yang paling penting adalah konversinya juga paling tinggi.

Eksekutif-eksekutif Top 500 menyatakan bahwa Facebook merupakan platform social media paling efektif untuk kebutuhan mereka. Sementara Twitter merupakan yang tingkat efektivitasnya paling rendah terutama dalam membangun saluran-saluran untuk memacu penjualan.

Pemanfaatan Social Media Pada Perusahaan Besar

81% pemimpin-pemimpin perusahaan Top 500 meyakini bahwa aktivitas social media sangat penting bagi bisnis mereka. Sementara dari sisi manfaat, 94% dari mereka mengatakan bahwa social media merupakan kanal yang efektif untuk menciptakan brand awareness. Sementara itu 85% menyatakan bahwa portal social media juga efektif untuk membangun dan menjaga hubungan dengan pelanggan.

Hanya saja keyakinan tersebut juga tidak serta-merta menghapus kekhawatiran mereka. Ada sejumlah isu yang masih membuat keyakinan akan pentingnya adopsi social media pada perusahaan mereka sedikit terganggu. Keraguan terbesar mengarah pada return on investment. Maklum, di kelas perusahaan sebesar ini, saat mereka terjun ke social media, mereka melakukannya bukan karena gratis, tapi karena pencapaian. Mereka tetap akan menggelontorkan uang dalam jumlah besar. 59% diantara perusahaan-perusahaan ini belum yakin apakah ROI-nya positif.

Beberapa masalah lain diantaranya masalah sumber daya yang harus disediakan untuk operasi social media yang efektif (52%), banyaknya waktu yang diperlukan (52%), masalah privacy (42%), dan soal analytics yang mengarah pada kemudahan memantau parameter-parameter keberhasilan (41%).

Kesimpulan

  • Kalau penggunaan social media pada perusahaan-perusahaan besar di negara maju saja sudah sedemikian besar, bagaimana dengan pengunaan social media pada perusahaan anda sendiri?
  • Dengan tingkat efektivitasnya yang sedemikian besar, apakah penggunaan Facebook sudah maksimal?
  • Dengan tingkat evektifitasnya yang menurun, masihkan anda tergantung hanya dengan Twitter tanpa mengeksplorasi kanal social media lain?
  • Dengan pesatnya pertumbuhan penggunaan Instagram pada perusahaan besar, sudahkah anda terjun ke portal social media yang satu ini?

Referensi:
https://www.warc.com/LatestNews/News/US_businesses_rapidly_adopt_Instagram.news?ID=38228