Konsultan SEO freelance menjadi pilihan banyak orang yang tertarik dengan gaya hidup digital nomad. Kalau masuk ke coworking space yang lumayan banyak bertebaran di Bali, pasti ketemu banyak digital nomad Bali yang bekerja sebagai konsultan SEO freelance di Bali dengan client yang menyebar di berbagai belahan bumi.
Di tempat-tempat lain di tanah air, gaya bekerja freelance juga sudah mulai menjamur. Bedanya biasanya para pelakunya tidak menjalani gaya hidup digital nomad tetapi justru sebaliknya, bekerja di rumah. Ada beragam aktivitas menghasilkan uang yang mereka kerjakan. Salah satunya juga konsultan SEO freelance.
Memang kenyataanya semua hal yang diperlukan untuk mendongkrak ranking kata kunci pada search engine tidak tempat sehingga kita harus ngantor, tidak juga memerlukan peralatan khusus berukuran besar sehingga kita hanya bisa mengerjakannya di pabrik.
Konsultan SEO freelance hanya perlu laptop, sedikit tempat buat naro pantat, pantat dia dan pantat laptop, dan koneksi internet yang lumayan oke. Yang tetakhir itulah yang sekarang tersedia dimana-mana, dari pegunungan berpanorama indah sampai ke tepian pantai.
Tertarik untuk nyebur juga?
Banyak praktisi SEO berpengalaman mengatakan kalau modal utama SEO itu bukan hal-hal teknis yang rumit dan sulit dipelajari. Modal utama SEO, baik bagi praktisi langsung maupun untuk konsultan SEO freelance adalah konsistensi. Tekniknya? Ya tinggal dipelajari dan dipraktekkan secara konsisten.
Berikut adalah beberapa keterampilan yang esensial harus dipelajari, dilatih, dan secara konsisten dipraktekkan oleh konsultan SEO freelance yang sukses:
1. Menulis Konten Berkualitas
Jangan terjebak dengan drama yang menggambarkan hal-hal teknis yang rumit soal SEO. Prinsip dasar SEO dari dulu sampai sekarang tetap sama, “content is king”.
Kenyataannya berjilid-jilid update algoritma Google fokusnya tetap sama, memberikan hasil pencarian berkualitas. Dari sisi apa? Apa lagi kalau bukan konten. Karena memang itulah yang diperlukan pengguna yang melakukan pencarian melalui search engine.
Search engine memberikan ranking tinggi dalam daftar hasil pencarian pada website – atau tepatnya halaman web – yang kualitas kontennya dinulai paling baik, relevan dengan keyeord yang dipakai pengguna saat melakukan pencarian.
Kunci sukses SEO itu sederhana. Konten website kita harus lebih tinggi kualitasnya daripada konten website kompetitor. Itu saja. Yang lain-lain itu hanya sekedar membantu.
Kalau bicara perbedaan dulu dan sekarang, mungkin dari cara search engine menilai kualitas konten. Dulu search engine menggunakan logika sederhana untuk secara programatis mengukur kualitas konten dan relevansinya dengan keyword.
Misalnya menghitung jumlah kata, menghitung jumlah berapa kali keyword disebut, lalu diambil prosentasenya, muncul istilah “keyword density”. Lalu para praktisi SEO beraliran “black hat” berusaha mengakalinya dengan berbagai cara, salah satunya teknik “keyword stuffing”. Untuk menjaga kualitas hasil pencarian dan memerangi teknik-teknik seperti itu, Google lalu meluncurkan update algoritma yang populer dengan Google Panda.
Google terus menyempurnakan sistemnya, tapi prinsip dasarnya tetap sama, memastikan bahwa pengguna Google mendapatkan hasil pencarian yang menyajikan konten berkualitas.
Sekarang Google lebih memilih untuk memantau perilaku pengunjung website untuk mengukur kualitas konten. Jadi yang menilai kualitas konten bukan lagi algoritma Google tetapi pengunjung website. Algoritma Google menilai kualitas konten website dengan mengamati reaksi pengunjungnya. Misalnya kalau seorang pengunjung baru beberapa detik masuk ke sebuah website dia sudah keluar lagi, artinya dia tidak puas dengan konten yang tersaji di website itu.
Jadi kalau mau sukses menjadi seorang konsultan SEO freelance, berlatihlah untuk menjadi penulis konten yang handal, yang menghasilkan konten berkualitas di mata pengunjung website.
2. “Menarik” Backlink
Semua praktisi SEO pasti faham pentingnya backlink untuk mendapatkan ranking yang tinggi. Jadi memang mendapatkan backlink dalam jumlah banyak dan kualitas tinggi memang sangat esensial dalam SEO.
Banyak yang mendikotomikan kuantitas dan kualitas, katanya kualitas lebih penting dari kuantitas, buat apa banyak kalau kualitasnya rendah. Kualitas dan kuantitas itu bukan sesuatu yang perlu diadu karena kenyataannya justru keduanya harus berjalan beriringan. Mungkin memang kalaupun jumlahnya banyak, kalau kualitasnya rendah efeknya tidak akan signifikan. Tapi tidak serta-merta berarti jumlah jadi tidak penting.
Backlink untuk SEO itu kualitasnya harus tinggi, jumlahnya harus banyak.
Masalahnya sekarang adalah sekarang Google mengukur kualitas backlink dengan cara yang sangat berbeda. Kita tidak lagi bisa “membuat” backlink dengan cara-cara lama. Portal berbagi backlink, “directory” dimana kita bisa naro backlink, atau bahkan membeli backlink sekarang bukan lagi praktek-praktek yang bisa kita lakukan untuk mendapatkan backlink.
Sekarang kita harus “menarik” backlink.
Backlink sekarang bukan lagi sesuatu yang kita buat sendiri tapi dibuat oleh orang lain yang menganggap konten yang ada di website kita atau salah satu bagian dari website kita sebagai sumber informasi yang layak dijadikan rujukan.
Kalau sudah begini ya artinya kita harus kembali ke nomor 1, membuat konten berkualitas sehingga bayak orang, khususnya yang memiliki dan mengelola website atau blog, menganggapnya sebagai bahan rujukan yang layak ditunjukkan pada pengunjung website atau blog mereka.
Setelah membuat konten berkualitas, kita harus mempromosikannya secara maksimal sehingga ada banyak orang yang menemukannya. Dengan begitu kita bisa berharap sebagian orang yang menemukan konten kita dan menilainya berkualitas akan memberikan backlink.
3. Jangan Pusingkan Client dengan Audit SEO
Banyak konsultan SEO memulai pekerjaannya dengan menulis dokumen “audit SEO” yang detail, penuh dengan istilah-istilah teknis, dan isinya daftar dari masalah-masalah pada website client yang membuatnya tidak punya potensi untuk mendapatkan ranking bagus.
Audit SEO bukannya tidak penting, tapi sebaiknya disimpan untuk referensi kita sendiri. Dari hasil audit SEO itu kita tahu persis apa yang harus kita lakukan sehingga bisa menyusun rencana kerja yang optimal. Kebanyakan client tidak akan tertarik untuk membaca dokumen audit SEO. Kalaupun ada yang membacanya, kemungkina besar mereka juga tidak akan benar-benar memahaminya.
Bukankah client membayar konsultan supaya dia nggak usah mikir? Jadi janganlah diajak mikir.
Kemungkinan terbaiknya mereka nggak akan baca. Kemungkinan terburuknya mereka justru merasa kurang nyaman karena seperti “disalah-salahin” karena membuat sesuatu yang sedemikian banyak salahnya. Kalaupun itu dibuat orang lain, client bisa tetap merasa kurang nyaman karena merasa seperti ditunjukkan kesalahannya, seharusnya dia memilih orang yang membuat sesuatu yang jelek banget.
Untuk client, buatlah rencana kerja berisi langkah-langkah yang akan diambil. Lengkapi masing-masing langkah itu dengan target, hasil yang diharapkan dan kapan akan tercapai. Jangan terlalu panjang. Tidak perlu sangat detail. Kalau memungkinkan, usahakan satu atau dua halaman saja.
Jangan bangga dengan memberikan sesuatu yang rumit. Jangan bangga memamerkan bisa memahami menyelesaikan sesuatu yang rumit. Ingat kalau sebagai konsultan kita dibayar untuk membuat yang rumit itu jadi terasa sederhana sehingga mudah difahami dan bisa dicapai.
4. Utamakan Proyek Jangka Panjang
Sejatinya SEO itu proyek jangka panjang. Untuk mendapatkan ranking tinggi pada daftar hasil pencarian Google dengan teknik white-hat perlu setidaknya 3 sampai 6 bulan. Untuk keyword-kewyord dengan tingkat kompetisi tingggi bahkan bisa sampai 12 bulan. Banyak waktu, tenaga, dan fikiran yang kita keluarkan untuk satu proyek SEO yang meskipun kita dibayar tapi kita juga pastinya ingin hasil kerja kita bertahan untuk waktu yang lama.
Ranking memang tidak bisa dibiarkan begitu saja. Website kita dikelilingi ribuan, puluhan ribu, ratusan ribu, bahkan jutaan kompetitor yang tanpa henti terus melakukan banyak upaya untuk mendongkrak posisinya. Kalau website client kita diam sementara website-website kompetitor terus bergerak, tersingkir itu hanya soal waktu.
Sayangnya dalam sangat banyak kasus, saat masa tugas konsultan SEO dalam satu proyek berakhir setelah sasaran akhirnya tercapai, client dan timnya tidak bisa menjaganya dengan baik sehingga perlahan tapi pasti rankingnya turun. Kalau sudah begini pastinya metriks-metriks lain seperti traffic dan konversi juga akan menciut dengan sendirinya.
Karena itu bukan hanya client yang harus selektif memilih konsultan. Kita sebagai konsultanpun harus jeli memilih client. Tidak harus semua tawaran yang datang kita terima begitu saja.
5. Tingkatkan Personal Brand
Konsultan itu berhubungan langsung dengan kepakaran pribadi seseorang. Karena itu bahkan kalaupun kita memiliki nama perusahaan untuk mewadahi aktivitas bisnis kita sebagai penjedia jasa konsultasi, pastikan kita mebranding nama kita sendiri pada niche yang kita geluti, dalam hal ini SEO.
Pastikan kalau orang mendengar nama kita, mereka akan langsung mengasosiasikannya dengan profesi kita, keahlian kita. Sebaliknya, saat orang befikir tentang niche kita, pastikan dia juga langsung menganalogikannya dengan nama kita. Personal branding tidak ada bedanya dengan branding produk. Saat orang kehausan dan mau membeli air mineral dia tidak menyebut “air mineral” tapi Aqua.
Sebagai seorang pakar SEO yang merupakan bagian dari bauran digital marketing, tentu salah satu cara yang harus dieksplorasi maksimal untuk membangun personal branding kita adalah digital marketing. Media sosial, blog, portal berbagi podcast dan video, dan tentu saja, SEO.
Buat website atau blog pribadi, isi dengan konten berkualitas, dan pastikan saat orang melakukan pencarian dengan keyword relevan, misalnya saja “Konsultan SEO di Surabaya”, website atau blog yang membawa nama kita muncul di posisi teratas.
6. Ranking Bukan Segalanya
Kebanyakan orang,pakar atau awam, saat bicara SEO mereka pasti langsung mengasosiasikannya dengan ranking. Tidak sepenuhnya salah. Karena meskipun ranking bukan merupakan tujuan akhir SEO, tujuan akhir tersebut tidak akan tercapai tanpa ranking yang tinggi. Dalam hal ini dapat dikatakan kalau ranking merupakan pintu pertama, batu loncatan pertama, langkah pertama menuju tujuan akhir.
Apa sih tujuan akhirnya? Dalam kebanyakan kasus tujuan akhirnya uang. Ranking yang tinggi pada keyword yang relevan mengalirkan traffic berkualitas dalam jumlah besar yang sebagian diantaranya terkonversi menjadi konsumen yang membeli dan membayar sehingga menghasilkan uang.
Pastikan client memahami bahwa meskipun ranking merupakan sesuatu yang penting, mereka juga tidak perlu terlalu terpaku dengan satu faktor itu saja. Karena kalau itu terjadi, hari-hari kita sebagai konsultan SEO akan habis digunakan untuk membangun argumen, menjelaskan pada client dan timnya mengapa pada suat hari website client yang tadinya berada di ranking ke-3 misalnya, tiba-tiba turun menjadi ranking ke-4 untuk keyword yang sama.
Selain client harus faham bahwa mereka harus fokus pada metriks-metriks yang lebih penting, mereka juga harus faham bahwa turunnya ranking merupakan hal yang bisa terjadi setiap saat. Bisa jadi karena Google memperkenalkan “update algoritma”. Bisa jadi ada kompetitor yang dalam beberapa waktu terakhir berusaha lebih keras sehingga mendapat hasil lebih baik.
Selama kita menjalankan SEO dengan strategi dan teknik yang tidak melanggar panduan Google, penurunan itu tidak perlu terlalu dikhawatirkan meskipun memang tetap harus disikapi.
Yang tidak kalah penting adalah menyampaikan “edukasi” seperti ini harus dilakukan dari awal, sehingga saat benar-benar terjadi, mereka memang sudah siap dengan pemahaman yang cukup. Kalau kita baru memberikan penjelasan ini saat client merasa menemukan masalah dan melontarkan keluhan, memberi penjelasan seperti ini ajan menjadi sangat sulit karena dia sudah memasuki fase resisten.