Kita semua pasti masih ingat saat beberapa tahun yang lalu bisnis koran dan majalah terpuruk karena media yang dipergunakan orang untuk mengkonsumsi berita bergeser dari cara tradisional, berupa koran dan majalah yang dicetak di atas kertas, ke media digital. Banyak koran dan majalah berguguran, bangkrut. Sementara yang bertahan lebih menggantungkan keberadaannya pada versi digital. Koran dan majalah masih ada, tetapi dominasinya sebagai media penyebar berita sudah semakin menurun.
Trend tersebut bukan hanya terjadi di negara-negara maju saja. Perkembangan teknologi internet telah membuat trend tersebut menjalar ke seluruh dunia. Di tanah air, kita bisa meihat bagaimana detik.com menjadi demikian populer. Lihat bagaimana kompas.com kemudian lebih banyak dibaca orang daripada koran Kompas-nya itu sendiri. Lihat bagaimana bahkan sejumlah media televisi mulai menghidupkan portal berita digital. Saat itu portal berita digital dan blog menjadi primadona.
Ternyata saat ini telah terjadi pergeseran baru. Saat ini portal social media mencadi sumber berita utama.
Setidaknya hal tersebut dibuktikan oleh survey yang dilakukan oleh Pew Research Center di Amerika Serikat. Survey bertajuk News Use Across Social Media Platforms 2016 ini menjaring 4600 responden. Berdasarkan laporan hasil survey yang dipublikasikan beberapa hari lalu, orang semakin banyak yang menggunakan platform social media sebagai sumber berita. Dominasinyapun tidak main-main, 62% orang di Amerika Serikat sekarang memilih portal social media sebagai sumber berita. Sementara itu pilihan portal social medianya relatif beragam, termasuk Facebook, Twitter, Instagram, YouTube, bahkan Snapchat.
Facebook memimpin sebagai portal social media yang paling banyak dijadikan sumber berita.
Sebagai portal social media yang menguasai pasar karena memiliki 222 juta pengguna aktif hanya di kawasan Amerika Serikat dan Kanada saja, Facebook juga menjadi portal social media yang paling banyak dijadikan sebagai sumber berita. Survey tersebut menemukan bahwa 66% pengguna Facebook di Amerika Serikat menggunakan portal social media besutan Mark Zuckerberg tersebut sebagai sumber berita, tentunya selain sebagai media untuk berkomunikasi dan bersosialisasi. Angka tersebut melonjak dibandingkan dengan hasil survey terdahulu yang diselenggarakan pada tahun 2013 lalu. Saat itu hanya 47% pengguna Facebook menggunakan portal social media itu sebagai sumber berita.
Portal berita lain, Twitter, memiliki 59% pengguna yang juga menjadikannya sebagai sumber berita. Portal social media yang dikenal sebagai portal micro-blogging karena hanya memperbolehkan posting sepanjang maksimal 140 karakter ini ternyata sejak lama memang telah dijadikan pengunanya sebagai sumber berita. Survey yang sama pada tahun 2013 menunjukkan bahwa 52% pengguna Twitter saat itu sudah menjadikannya sebagai sumber berita. Hanya saja karena jumlah pengguna aktif Twitter itu sendiri jauh di bawah Facebook, secara agregat Facebook tetap berada di puncak.
Kejutan datang dari Reddit. Portal social media yang dari sisi jumlah pengguna aktif berada jauh di bawah Twitter dan Facebook ini ternyata 70% penggunanya juga menggunakan portal ini sebagai sumber berita.
Seorang pakar digital marketing di Amerika Serikat yang sudah puluhan tahun bekerja sebagai jurnalis, Sree Sreenivasan, mengatakan bahwa hal tersebut bukanlah hal yang mengejutkan jika kita memang sudah mengamati apa yang terjadi di jagat maya selama beberapa tahun terakhir ini. Seperti dilansir oleh mashable.com, Sreenivasan justru mengingatkan bahwa hasil survey tersebut menunjukkan bahwa para pengelola media berita tidak hanya cukup berkutat di dalam portal beritanya sendiri saja tetapi harus hadir penuh di kancah social media, setidaknya melalui portal-portal social media terkemuka.
Terkait dengan kemungkinan bahwa berita yang didapat melalui portal social media tidak lagi obyektif karena terpengaruh oleh pandangan pribadi, Sreenivasan mengatakan bahwa hal tersebut memang bukan hanya sangat mungkin terjadi tetapi sudah benar-benar terjadi. Dia merujuk pada pengalaman saat blog mulai menangguk popularitas beberapa dekade lalu. Meskipun tahu bahwa blog cenderung dipengaruhi oleh pikiran pribadi penulisnya, orang tetapi lebih tertarik untuk membacanya. “Kita harus fahami bahwa orang lebih suka membaca tulisan yang sesuai dengan selera pribadinya daripada tulisan yang benar-benar obyektif”, tuturnya.
Berikut adalah sejumlah fakta menarik lain yang terungkap dari survey tesebut:
- Ternyata semakin rendah tingkat pendidikan seseorang, semakin besar ketertarikannya terhadap berita yang disebarkan melalui portal social media. Artinya mereka yang lebih terpelajar lebih banyak memilih portal berita yang cenderung lebih obyektif sebagai sumber berita. 65% pengguna LinkedIn mengecap pendidikan di perguruan tinggi, angka ini jauh lebih tinggi dari angka rata-rata penduduk di Amerika Serikat yang hanya 28%-nya saja mengecap pendidikan di tingkat tersebut. Ternyata hanya 19% saja penggunanya yang mengandalkan portal social media sebagai smber berita. Bandingkan dengan Facebook 66%., Twitter 59%, dan Reddit 70%.
- Apakah wanita juga termasuk golongan yang cenderung menggunakan portal social media sebagai sumber berita tanpa terlalu mempedulikan obyektivitasnya? Survey tadi juga menunjukkan bahwa wanita merupakan pengguna mayoritas Facebook dengan angka 57%. Silahkan hubungkan sendiri dengan angka 66% sebagai porsentase jumlah pengguna Facebook yang menggunakan portal social media sebagai sumber berita.
- Tumblr, Vine, dan Snapchat sebagai pendatang baru juga cukup meyakinkan menarik para penggunanya untuk menjadikan portal mereka sebagai sumber berita.
Berita Buruk Bagi Portal Berita?
Statistik tersebut tidak serta merta menjadi berita buruk apalagi lonceng kematian bagi portal-portal berita digital. Harus juga digaris-bawahi, salah satu yang membuat portal social media menjadi sumber berita bagi banyak orang adalah karena berita bisa muncul begitu saja ke hadapan mereka. Memang ada yang sengaja mencari berita dengan mengakses platform. Kecepatan menjadi salah satu alasannya. Sering kali suatu kejadian lebih cepat tersebar secara viral melalui social media daripada portal berita digital apalagi media cetak. Tetapi kebanyakan justru berita yang tanpa dicari langsung muncul di linimasa.
Statistik menunjukkan bahwa 39% pengguna Facebook masih mengunjungi portal-portal berita digital. Bahkan 15% pengguna Facebook masih membaca koran.
Meskipun demikian, sangat jelas bahwa para pengelola portal berita digital harus segera menyesuaikan strategi mereka kalau tidak ingin tergilas. Banyak koran dan media cetak bangkrut saat pembaca beralih ke portal berita digital. Tetapi yang tidak terlambat menyesuaikan diri, membangun versi digital sebelum terlambat, tetap dapat bertahan. Bukan hanya sekedar betahan hidup tetapi bertahan sebagai pemimpin di indsutrinya. Lihat kompas.com sebagai contoh
Lalu apa yang harus dilakukan para pengelola portal berita digital untuk tetap bertahan saat portal social media mulai mengambil alih peranannya? Paa prinsipnya, pendekatan bisnis klasik tak lekang di makan jaman, itu yang perlu diterapkan. Apa itu? Sesuatu yang tidak bisa kita kalahkan harus kita manfaatkan. Jadi kuncinya adalah bagaimana portal berita digital dapat memanfaatkan portal social media untuk tetap bertahan. Bagaimana caranya? Kapan-kapan akan kita bahas lebih lebih lengkap.
Lalu bagaimana kalau anda bukan pengelola portal berita tetapi pemilik blog yang selama ini sudah menjadi referensi pada niche tersendiri? Itu juga akan kita dalami bersama-sama di lain kesempatan.