Kalau anda mulai beraktivitas dengan menggunakan portal social media Pinterest mungkin anda pernah mengalami situasi dimana Pin-Pin anda seperti menghilang ditelan bumi. Maksudnya tidak terlihat orang dan karenanya tidak menghasilkan Engagement. Atau mungkin justru sebaliknya, anda dibuat berbunga-bunga karena tiba-tiba anda mendapatkan banjir Re-Pin dan aliran Traffic melalui Pinterest.

Beberapa bulan belakangan memang banyak pengguna Pinterest yang membicarakan perubahan-perubahan dalam hal engagement dan Traffic referal yang dinilai aneh.

Pinterest memang terhitung “barang baru” di dunia social media, apalagi kalau dibandingkan muka-muka lama seperti Facebook dan Twitter. Namun demikian, pertumbuhannya yang demikian pesat membuatnya terlalu potensial untuk dilewatkan para pemain digital marketing. Sayangnya memang permainan marketing dengan Pinterest memang masih agak remang-remang. Tapi tentunya kita tidak boleh berdiam diri dan menunggu, justru disitu potensinya, saat masih remang-remang kita justru harus bergerak cepat.

Untuk dapat meraih sukses dalam marketing dengan Pinterest, kita harus terlebih dahulu memahami algoritma-nya.

Kalau anda pemain digital marketing atau setidaknya cukup banyak memperhatikan dunia digital marketing, mungkin anda sering mendengar istilah algoritma Google dan bagaimana perubahan algoritma Google membuat para pemain digital marketing yang menangguk peruntungan melalui raja search engine tersebut menjerit gara-gara perubahan algoritma Google tersebut membuat ranking websitenya terjun bebas.

Pinterest juga sama. Untuk mengatur mana Pin-Pin yang muncul saat seseorang mengakses Pinterest sehingga bisa memompa Engagement dan Traffic, Pinterest menggunakan algoritma. Algoritma inilah yang mengendalikan semua yang muncul di layar sejak awal seorang pengguna melakukan Login ke Pinterest. Jika dalam Google dikenal istilah SERP, dalam Facebook dikenal istilah Wall, dalam Twitter dikenal istilah Timeline, layar yang dihadapi pengguna setelah Login di Pinterest disebut Smart Feed.

Dengan algoritma ini Smart Feed sekarang tidak lagi hanya sekedar memunculkan pin-pin terbaru dari Board-Board yang di-Follow seorang pengguna. Algoritma Pinterest sekarang memasukkan konteks relevansi yang melibatkan banyak parameter lain selain faktor kekinian. Pinterest mengukur minat seorang pengguna melalui interaksinya di dalam Pinterest, diantaranya Pin-Pin yang dia Like dan Board-Board yang dia Follow.

Cara Kerja Algoritma Pinterest

Sebagai jantung dari teknologi ini adalah sebuah sistem yang disebut Smart Feed Worker. Meskipun menggunakan istilah “Worker“, sistem ini merupakan perangkat lunak yang memberikan nilai pada setiap Pin berdasarkan relevansinya dengan minat seorang pengguna tertentu. Jadi sebelum mengolah Pin, sistem ini terlebih dahulu mengenali minat masing-masing pengguna.

Pin-Pin tersebut sementara disimpan dalam sejumlah Pool. Pada mulanya dikenal 3 Pool berbeda, Pool Following, Pool Related, dan Pool Interest. Nama masing-masing Pool secara eksplisit menunjukkan alasan mengapa Pin-Pin yang dimasukkan ke dalam Pool tersebut dinilai relevan dengan minat pengguna. Misalnya Pool Following berisi Pin-Pin dari Board yang di-Follow oleh user yang bersangkutan. Seiring berjalannya waktu, logikanya semakin kompleks karena ada banyak Pool-Pool baru yang dilibatkan.

Blog resmi Pinterest memiliki diagram sederhana yang dapat dengan mudah menggambarkan cara kerja tersebut. Pada gambar pertama di bawah ini nampak Smart Feed Worker mengumpulkan Pin berdasarkan hubungannya dengan minat user kemudian memasukkannya ke dalam masing-masing Pool.

skema-kerja-algoritma-pinterest

Langkah berikutnya, Pin dari masing-masing Pool kemudian ditampilkan pada Smart Feed pengguna oleh perangkat lunak lain yang disebut Smart Feed Content Generator. Untuk menampilkan pada Smart Feed, sistem tidak menarik begitu saja dari masing-masing Pool tetapi “mencubit” dari sana sini. Cubitan-cubitan yang dikenal dengan istilah Chunk ini yang kemudian ditata untuk muncul di Smart Feed saat pengguna mengakses Pinterest.

alur-eksekusi-algoritma-pinterest

Nampaknya disinilah algoritma Pinterest terus menerus disempurnakan melalui eksperimen untuk mendapatkan “resep” yang paling pas, sehingga kita sering melihat hasil yang muncul bisa berbeda-beda meskipun kita tidak melakukan aktivitas seperti me-Like Pin lain atau mem-Follow Board lain.

Pada dasarnya sepertinya memang algoritma sistem seperti ini memang sengaja dibuat untuk tidak mudah dianalisa polanya, sehingga integritasnya bisa dijaga. Kalau kembali kita membandingkan dengan algoritma Google, kita juga bisa melihat bahwa sampai sekarang para praktisi SEO tetap hanya dapat bekerja secara “tebak-tebakan”, mencari pola dengan menganalisa, tanpa pernah tahu yang 100% benar. Sebelum analisa terhadap pola yang dipantau semakin terlihat nyata, Google sudah mengubah kembali algoritma tersebut.

Seperti kebanyakan sistem lain, algoritma Pinterest yang bekerja di belakang Smart Feed memang tetapi misterius. Mungkin justru disitulah tantangannya. Pertanyaan yang tidak bisa didapatkan jawabannya secara pasti adalah faktor-faktor apa saja yang menjadi parameter penentu dalam menilai relevansi Pin dan bobot dari masing masih faktor tersebut.

Faktor Yang Menentukan Ranking Pinterest

Berikut adalah beberapa faktor yang diyakini turut menentukan ranking Pin pada Smart Feed, kalau anda serius dengan Pinterest marketing, ini hanya batu pijakan awal yang harus terus anda dalami:

  • Kualitas Domain. Kalau anda mempelajari SEO, anda tentu faham bahwa Google memberi nilai berbeda-beda terhadap tiap-tiap Domain. Dalam dunia SEO, ada istilah khusus untuk yang satu ini, Domain Authority. Posting pada website yang Domain-nya dinilai berkualitas cenderung lebih cepat terindeks dan lebih mudah mendapat Ranking bagus. Link dari website dengan domain berkualitas memberi efek yang lebih dahsyat. Pinterest menganut konsep yang sama. Jika anda mem-Pin sesuatu dari website yang Domain-nya dinilai berkualitas, kemungkinannya untuk tampil di Smart Feed lebih tinggi.
  • Kualitas Pin. Sejumlah parameter diyakini berpengaruh pada kualitas pin. Semakin populer sebuah sumber, banyak yang mem-Pin, semakin baik kualitasnya. Bagaimana pengguna bereaksi terhadap Pin yang mengarah pada sumber tersebut juga sangat penting. Kekinian merupakan faktor lain yang juga sangat jelas terlihat pengaruhnya. Pin terhadap sumber-sumber yang aktual, yang lebih baru, dinilai memiliki kualitas lebih baik. Bahkan Pin yang memiliki tingkat viralitas tinggi pun secara berangsur tenggelam seiring berjalannya waktu. Pinterest juga sangat hati-hati dengan memberi rujukan pada hal-hal yang bersifat merusak, Pin yang dicurigai bersifat Spam memiliki kualitas yang rendah.
  • Kualitas Pinner. Pinner merujuk pada pengguna Pinterest yang mem-Pin suatu sumber. Pada dasarnya Pinner berfungsi seperti kurator, mengidentifikasi dan menganalisa sesuatu yang menarik dan bermanfaat di dunia maya kemudian membagikannya kepada pengguna lain dengan mem-Pin. Kualitas Pinner dinilai dari kualitas Pin-Pin yang dibuatnya. Menilainya tentu dari bagaimana pengguna lain bereaksi, misalnya berapa banyak Repin. Jika seorang Pinner banyak mem-Pin sesuatu yang kemudian di Repin banyak pengguna lain, kualitasnya sebagai Pinner dianggap tinggi. Sehingga jika kemudian dia mem-Pin sesuatu lagi, kemungkinan munculnya Pin tersebut di Smart Feed jadi lebih tinggi.
  • Relevansi Topik. Banyak-banyak mem-Pin memang bagus, tetapi jika anda berfikir marketing dengan Pinterest, berusahalah untuk mempertahankan relevansi topik. Jika anda ingin menjadi pengguna yang dianggap memiliki authority di bidang tertentu, katakanlah SEO, maka sebaiknya konsistenlah mem-Pin hal-hal yang berhubungan dengan itu. Terlalu banyak mem-Pin sesuatu yang diluar konteks justru akan “membingungkan” algoritma Pinterest. Saat mem-Pin, pastikan anda memasukkannya pada Board yang relevan.