Sebagai tempat berkumpul jutaan orang, bahkan jumlah pemakai Facebook tahun 2015 lalu saja sudah melampaui angka satu milyar orang, potensi social media marketing tidak perlu dipertanyakan lagi. Dari sekedar mencari popularitas pribadi sampai membangun brand image, dari berjualan kebutukan sehari-hari sampai menawarkan barang berharga jutaan bahkan milyaran seperti mobil mewah dan properti, potensi bisnis dari portal-portal social media ini dapat dimanfaatkan untuk banyak tujuan.
Apapun tujuan yang anda fikirkan, social media marketing dapat membantu meledakan jumlah audience yang jika anda cukup handal sebagian besar diantaranya dapat dikonversi menjadi konsumen.
Sayangnya – digital ataupun tradisional – tanpa pengetahuan dan pengalaman yang mumpuni, memang sukses seperti jauh panggang dari api. Bukan hanya gagal dan memaksa anda untuk memulai lagi dari awal, di ranah social media sering kali salah langkah bisa membuat kita bukan hanya kembali ke titik nol tapi titik minus. Karena itu sebelum “nyebur”, pastikan anda benar-benar memahami prinsip dasar social media marketing sehingga anda tidak melakukan kesalahan yang bisa berakibat fatal.
Berikut adalah prinsip fundamental dari social media marketing menurut sejumlah pakar dan praktisi seperti yang dirangkum oleh Susan Gunelius dalam kolom yang diterbitkan media bisnis terkemuka Entrepreneur.
#1 Jadilah Pendengar yang Baik
Sama seperti dalam kehidupan kita sehari-hari, di ranah social media kita juga harus lebih banyak mendengar daripada berbicara. Tentunya mendengar disini bermakna kiasan, maksudnya banyak-banyaklah memantau dan menbaca pemikiran audience melalui posting dan aktivitas social media lain yang mereka lakukan. Ketika anda menemukan topik yang anda kuasai, masalah yang solusinya anda miliki, barulah muncul ke permukaan dengan memberikan tanggapan dan melibatkan diri dalam diskusi.
Hanya jika apa yang anda ungkapkan dirasa “nyambung” audience akan menerima kehadiran anda. Hanya jika pendapat yang anda kemukakan atau solusi yang anda tawarkan dinilai positif audience akan menaruh perhatian. Kalau tidak, alih-alih menarik perhatian kehadiran anda justru akan dipandang sebagai gangguan yang tidak diperlukan.
#2 Menjaga Fokus Secara Konsisten
Kita semua menghargai keahlian khusus yang dimiliki seseorang, penguasaan yang sangat dalam dalam bidang tertentu. Analogi sederhananya, dokter umum dibayar lebih murah dari dokter spesialis. Jadi meskipun mungkin anda mendengar sesuatu yang menarik perhatian anda dan anda merasa dapat berkontribusi, jika itu bukan bidang tertentu dimana anda ingin dianggap memiliki pengetahuan dan penguasaan “berkelas mastah”, lebih baik anda tutup mulut saja.
Para pakar sudah membuktikan melalui banyak studi empiris yang dapat dipertanggung jawabkan, strategi social marketing yang terarah pada membangun image yang kuat pada “niche” tertentu lebih baik dari mencoba menjadi orang yang “serba tahu”.
#3 Jangan Pernah Melupakan Kualitas
Kuantitas sangatlah penting, tetapi kalau anda dihadapkan antara kuantitas v.s. kualitas, maka kualitas harus diprioritaskan. Muncul dalam diskusi, baik yang anda inisiatifi maupun anda ikuti, lebih sering lebih baik. Tapi harus tetap berkualitas. Dari pada sering muncul tapi dangkal, agak jarang tapi lebih tajam jauh lebih baik.
Hal yang sama juga berlaku pada sisi audience, memiliki 1,000 audience yang aktif membaca, menanggapi, me-like, men-share, dan membicarakan apa yang anda katakan jauh lebih baik dari 10,000 audience yang hanya melirik dan berlalu.
#4 Sabar Bukan Soal Spiritual
Kita mungkin sering mendengar saran untuk bersabar, dari pemuka agama dan motivator sampai keluarga dan sahabat. Sukses dalam social media juga butuh kesabaran karena memerlukan banyak waktu dan tenaga. Konsistensi sangat penting. Anda tidak akan dipandang sebagai sosok yang memiliki penguasaan mumpuni pada bidang tertentu hanya dengan sekali, dua kali, atau beberapa kali posting.
#5 Efek Viral – Antara Berkah dan Petaka
Di ranah social media, jika anda mengatakan sesuatu yang menarik perhatian, efeknya bisa luar biasa. Audience anda bisa men-share, lalu audience-nya bisa men-share lagi, dan terus berulang dan meluas. Bukan hanya di dalam satu portal social media, tapi bisa merebak kemana-mana. Dari Facebook menyebar ke Twitter, Google+, bahkan menjadi posting blog. Jika ledakannya cukup besar, bukan tidak mungkin malah akan disebarkan oleh media online besar seperti portal berita.
Orang bisa mendadak terkenal dalam sekejap. Sayangnya hal yang sama juga berlaku untuk hal-hal yang negatif. Anda pasti pernah melihat sosok-sosok yang tiba tiba melejit menjadi sangat terkenal gara-gara social media, bahkan menjadi artis dadakan. Anda pasti juga pernah melihat sosok-sosok yang dibully beramai-ramai bahkan akhirnya diciduk polisi, gara-gara efek viral social media.
#6 Pandailah Memanfaatkan Pengaruh
Anda bukan sosok terkenal yang suaranya didengar banyak orang? Rajin-rajinlah memantau untuk mencari sosok-sosok berpengaruh yang kata-katanya cenderung didengar banyak orang. Artis, pejabat, praktisi bidang tertentu, dan sejenisnya. Jika anda yang hanya punya 100-200 teman memposting produk makanan yang anda jual, mungkin orang tidak terlalu peduli. Tapi kalau seorang bintang film terkenal yang sedang naik daun memposting dia sedang makan makanan yang anda jual dengan mimik muka keenakan, dijamin produk anda akan langsung kebanjiran pembeli.
Lagi-lagi, hal negatif juga bisa meledak dahsyat dengan cara yang sama. Jadi berhati-hatilah.
#7 Nilai Merupakan Hal yang Sangat Penting
Duduk di depan komputer dan memposting foto dan kata-kata yang menggambarkan produk anda setiap 2 jam, alih-alih menarik perhatian justru akan membuat orang bosan. Anda harus bisa menawarkan nilai dari setiap posting yang anda buat. Daripada bolak-balik mengatakan hal yang itu lagi itu lagi, gunakan waktu untuk mengeksplorasi hal-hal yang lebih menarik, misalnya manfaat dari produk tersebut, cerita bagaimana konsumen mendapat manfaat dari produk tersebut, dan sebagainya.
Sediakan waktu juga untuk membangun komunikasi dengan influencer, membangun ketertarikan agar mereka mau mencoba. Tentunya dengan memastikan bahwa apa yang kita tawarkan benar-benar akan memuaskan sehingga saat mereka tertarik mencoba, mereka puas, sehingga saat mereka menyuarakan pendapatnya, membagi pengalamannya, hal yang mereka kemukakan adalah hal yang positif.
#8 Selalu Terbuka
Sama seperti dalam kehidupan sehari-hari dimana anda tidak pernah “cuek” dengan orang yang datang bertamu ke rumah apalagi masuk ke toko, di ranah social media anda juga harus selalu membuka diri dan selalu memberi perhatian cukup pada mereka yang “datang”. Entah post di page, mengirim message, memberi komentar pada posting anda, me-mention anda pada tweet, dan sebagainya.
Ingatlah selalu bahwa membangun hubungan adalah fondasi dasar interaksi social media.
#9 Hadir Setiap Saat
Kalau anda memutuskan untuk hadir, pastikan untuk selalu hadir. Restoran yang kadang buka kadang tutup, membingungkan calon konsumen dan pelanggan. Mekipun makanan yang anda tawarkan sangat enak dan harganyapun sangat murah, orang mungkin lebih memilih tempat lain. Kehadiran anda di jagat social media juga demikian. Jika anda memutuskan untuk hadir, senantiasa jagalah kehadiran anda. Selalu membalas interaksi dengan cepat, mengemukakan pendapat saat diperlukan, dan sebagainya.
#10 Kebaikan Berbalas Kebaikan dan Sebaliknya
Kebijakan adat istiadat mengajarkan, perlakukanlah orang lain sebagaimana anda ingin diperlakukan. Anda ingin posting anda di-share pengguna lain? Lakukan hal yang sama. Anda ingin orang membicarakan produk yang anda tawarkan? Lakukan hal yang sama.
Jadi selain sibuk dengan suara anda sendiri, pastikan anda juga menyediakan cukup waktu untuk mendengar, berbicara, dan sharing konten yang diposting orang lain.