Search engine Apple dikabarkan akan segera diluncurkan raksasa teknologi yang didirikan mendiang Steve Jobs, Apple, untuk menantang Google Search yang saat ini mendominasi pasar search engine tanpa pesaing berarti.

Sejumlah portal berita yang mengamati dunia teknologi komputer dan digital marketing menyoroti berbagai tanda-tanda, karena Apple sendiri masih tutup mulut. Bukan hal aneh, Apple memang cenderung selalu begitu saat menggodok produk baru. Menyimpannya sebagai rahasia dan membiarkan spekulasi di luar beredar tanpa keterlibatan mereka, sampai mereka benar-benar siap me-“launching”.

Perubahan yang diterapkan pada Spotlight Search di iOS dan versi beta iPadOS 14, perubahan menyeluruh pada halaman support Applebot, dan meningkatnya aktivitas mesin penjelajah AppleBot mengunjungi website-website dipandang banyak pengamat sebagai signal kuat bahwa Apple search engine akan segera diluncurkan.

Apple v.s. Google di Eropa

Joka otoritas berwenang di Inggris benar-benar melaksanakan ancamannya, Apple search engine akan mendapat keuntungan besar yang bisa membuat mereka lebih mudah merebut pasar Eropa. Seperti banyak diberitakan, European Union alias Masyarakat Ekonomi Eropa berkali-kali mempermasalahkan Google dalam hal praktek-praktek persaingan tidak sehat.

Pihak berwenang di Eropa bisa saja memaksa Apple untuk mendepak Google yang saat ini menjadi search engine standar dalam browser besutan Apple. Meskipun tidak sepopuler browser Chrome milik Google, kebanyakan pengguna komputer dan perangkat gadget Apple menggunakan Safari. Selama ini saat pengguna membuka browser Safari, secara default mereka mendapatkan Google sebagai search engine standar.

Mengapa Apple Perlu Punya Search Engine?

Pengguna yang mengakses internet melalui perangkat buatan Apple jumlahnya meningkat terus. Popularitas komputer Apple, baik desktop maupun laptop, mungkin tidak begitu banyak. Tapi jangan lupa, pengguna perangkat bergerak buatan Apple, iPad dan iPhone melipatgandakan jumlah penngguna yang mengakses internet dengan perangkat buatan raksasa Cupertino itu.

Selain tekanan dari otoritas salah satu pasar teknologi terbesar dunia seperti dijelaskan sebelumnya, hubungan Apple dan Google tidaklah benar-benar harmonis. Seperti umumnya dua pemain besar yang bermain di lapangan yang sama, mereka bekerjasama di bidang-bidang tertentu karena secara ekonomis diperlukan. Sementara di sisi lain mereka tetap saling curiga, saling waspada, dan saling mencari kesempatan untuk menyalip.

Apple tentu tidak ingin terus menerus tergantung dan memberi keuntungan pada pesaingnya itu.

Sementara di sisi lain Apple juga semakin mantap dengan sejumlah teknologi yang dimilikinya, sehigga ketergantungan dengan perangkat milik kompetitor jadi semakin riskan. Semakin stabilnya Siri dan iCloud membuat Apple punya kekuatan cukup untuk memiliki search engine sendiri, bahkan bisa menciptakan keunggulan untuk search engine besutannya saat berhadapan dengan Google Search.

Apple Nggak Perlu Duitnya Google

Sudah diketahui secara luas kalau Google membayar Apple agar Google Search dijadikan search engine standar perangkat Apple. Uang yang dibayarkan Google untuk itu juga tidak kecil. Konon angkanya berada di kisaran 8 sampai 12 milyar dolar. Ambil saja yang terkecil, 8 milyar dolar. Kalau dirupiahkan dengan kurs 1:14.000 jadi 112 trilyun.

Banyak? Iya, pake banget. Tapi Apple saat ini menyandang gelar “the most valuable company”, perusahaan dengan nilai (dalam bentuk uang) terbesar di dunia. Selain aset dalam berbagai bentuk, disebutkan bahwa pada akhir kuartal ketiga tahun 2020 ini saja Apple menyimpan dana sebesar 193,8 milyar dolar, tunai, nganggur tersimpan di bank. Berapa itu kalau dirupiahkan? 2.700 trilyun lebih.

Jadi sebetulnya Apple nggak beneran butuh duit yang dibayarkan Google itu. Hanya saja, Apple memiliki sesuatu yang dibutuhkan Google. Nggak mungkin juga Apple memberikannya dengan cuma-cuma. Sementara kalau Google berani membayar sebanyak itu, artinya Google sudah menghitung kalau lewat kerjasama itu Google bisa menghasilkan uang yang jauh lebih banyak dari yang dia bayarkan. Nggak mungkin Apple nggak tahu itu.

Pastinya Apple sadar kalau uang yang dihasilkan Google itu bisa mereka kuasai sendiri kalau mereka memiliki search engine yang setidaknya sekelas dengan Google Search.

Tidak heran kalau Apple kemudian membenamkan investasi besar untuk membangun search engine Apple sendiri.

Jadi tinggal kita tunggu saja tanggal mainnya. Menarik untuk melihat apa search engine Apple benar-benar lebih unggul dari Google Search. Lebih menarik lagi melihat bagaimana praktisi dan pakar SEO Indonesia menghadapi search engine baru ini. Sama, lebih sulit, atau malah lebih mudah?