Kita potong kompas saja dan saya asumsikan bahwa kita sama-sama memahami bahwa dalam situasi saat ini, kita harus secara terus-menerus membangun dan menjaga engagement dengan konsumen. Untungnya teknologi dan aneka platform social media yang ada membuatnya menjadi lebih mudah dan karena itu peluang untuk membangun dan menjaga engagement dengan konsumen sangat terbuka.
Sayangnya kebanyakan justru mengambil langkah yang salah untuk memanfaatkannya. Untuk membangun engagement, kebanyakan pemain memilih untuk membuka dan mengendalikan pembicaraan, berusaha menentukan image, bahkan mengambil inisiatif untuk mengasumsikan keinginan konsumen. Padahal justru seharusnya strategi digital marketing saat ini harus mengambil pendekatan sebaliknya, memancing konsumen untuk membuka dan mengendalikan pembicaraan dengan memberinya kemudahan untuk menyuarakan pikiran mereka.
Lebih jauh, seorang praktisi bernama Robert Heheman menekankan bahwa membangun engangement tidak hanya sekedar merespon suara konsumen, alih-alih memikirkan bagaimana menyampaikan pesan pemasaran secara efektif, kita harus memberikan perhatian serius untuk membangun pengalaman secara menyeluruh.
Hegeman adalah Digital Creatif Director Siegel+Gale, perusahaan konsultan yang bergerak di bidang pengembangan branding global yang menangani klien-klien raksasa seperti HP, SAP, NBA, 3M, Four Seasons, Pfizer, dan lain-lain.
Contoh Strategi Digital Marketing yang Gagal
Hegeman memberi contoh kasus yang cukup menarik untuk menunjukkan bahwa saat ini, sebesar apapun upaya yang dilakukan, kalau sasarannya adalah menyampaikan pesan tertentu pada konsumen, keberhasilannyapun hanya sampai disitu saja, pesannya sampai pada konsumen, tetapi tidak mengubah cara pandang apalagi membuat mereka melakukan apa yang kita inginkan.
Airbnb dan HomeAway bergerak pada bidang usaha yang relatif sama, platform yang menghubungkan wisatawan yang mencari akomodasi wisata dengan para pemilik rumah, villa, apartemen, dan properti sejenis yang disewakan harian. HomeAway yang baru berumur 3 tahun berusaha menantang Airbnb yang sudah bercokol di pasar jauh lebih lama. Airbnb pertama kali memperkenalkan portal mereka pada tahun 2008.
Untuk mengejar dan menyalip Airbnb sebagai pemimpin pasar saat itu, HomeAway menggelontorkan dana jutaan dolar untuk menciptakan dan mengeksekusi strategi digital marketing yang sangat masif untuk menunjukkan pada konsumen bahwa mereka bukan hanya berbeda tetapi lebih baik dari Airbnb. Sementara Airbnb tetap mempertahankan keberadaan mereka dengan menciptakan pengalaman unik dan menarik bagi pemakainya, tanpa banyak berpropaganda.
Saat ini HomeAway mencatatkan kapitalisasi pasar sekitar 3 milyar dolar. Besar? Mungkin saja, besar sebelum kita melihat apa yang dicapai Airbnb sebesar 20 milyar dolar.
4 Tip untuk Strategi Digital Marketing yang Lebih Efektif
Setelah kita memahami apa yang seharusnya kita lakukan saat ini, berikut ada 4 tip dari Peter Gasca, kontributor majalah bisnis Entrepreneur, supaya strategi digital marketing yang kita kembangkan bisa lebih efektif menciptakan engagement yang berkesinambungan.
Prioritaskan pada Mobile Marketing
Sampai sekarang masih banyak perusahaan yang demikian bangga dengan website yang hebat tetapi tetapi ternyata sulit dipakai oleh mereka yang mengakses dengan menggunakan perangkat mobile seperti smartphone. Semakin memasyarakatnya perangkat mobile membuat semakin banyak orang mengakses website dengan menggunakan perangkat-perangkat tersebut, sehingga website yang hanya bisa diakses dengan nyaman melalui komputer, laptop atau desktop, akan semakin ditinggalkan.
Di sisi lain, perlu juga dicatat bahwa Google sekarang memberikan prioritas lebih tinggi pada website-website mobile-friendly khususnya untuk pencarian yang dilakukan pada smartphone. Sederhananya, jika orang mengakses Google untuk melakukan pencarian melalui smarphone, website-website yang tidak mobile-friendly rankingnya bisa jadi buruk meskipun dalam SERP pencarian melalui komputer rankingnya bagus.
Orang Tidak Suka Diganggu
Jaman dulu, mungkin orang masih bersedia dengan ramah menerima kunjungan sales yang mengetuk pintu rumah meskipun saat itu si pemilik rumah sedang asik tidur siang. Sekarang tidak lagi. Orang semakin sensitif dengan gangguan. Apalagi di ranah digital mereka tidak perlu merasa sungkan untuk menyingkirkan sesuatu yang dirasanya mengganggu.
Mencekoki mereka dengan propaganda searah justru akan membuat konsumen muak. Untuk menarik perhatian konsumen, pertahankan prinsip kesederhanaan dan pastikan anda memberikan nilai lebih pada mereka. Alih-alih tiba-tiba meluncurkan pesan propaganda, lebih baik diam dan perhatikan apa yang mereka lakukan, dengarkan pembicaraan mereka, dan hadirlah dengan solusi saat pembicaraan mengarah pada masalah yang mereka hadapi dimana anda memiliki solusinya.
To the Point ‘Aja
Jangan muter-muter. Apapun yang anda inginkan dari konsumen, sekedar mendengarkan informasi yang anda berikan, mendaftarkan diri pada layanan yang anda tawarkan, atau membeli produk yang anda jual, pastikan konsumen menangkap itu dengan jelas. Setelah mereka tahu apa yang anda inginkan, jangan lupa, anda juga harus memastikan bahwa itu dapat dilakukan dengan mudah, tidak berbelit-belit.
Jika apa yang anda inginkan itu membuat mereka harus mendaftarkan diri terlebih dahulu, berikan kemudahan dengan memungkinkan mereka mengunakan akun Twitter, Facebook, atau Google+ daripada harus mengikuti proses dari awal. Selain lebih aman, mudah, dan sederhana, kita juga bisa mendapatkan keuntungan dari efek viralnya.
Mobile: Hindari Aplikasi (Kalau Mungkin)
Jangan latah dengan membuat aplikasi mobile. Meskipun akses melalui perangkat mobile komposisinya semakin tinggi, tidak berarti kita harus membuat aplikasi mobile. Selain lebih rumit, digital marketingnya juga lebih sulit. Kalaupun tidak lebih sulit, setidaknya kita jadi harus melakukan digital marketing dalam 2 hal. Di sisi lain semakin banyak aplikasi akan membuat layar mobile device semakin penuh dengan icon dan pada akhirnya membuat orang berfikir menghapus sebagian atau setidaknya malas untuk menambah lagi. Kalaupun orang tetapi membiarkan aplikasi anda ada di dalamperangkat mobile-nya, mungkin iconnya sudah tersembunyi entah dimana. Nah soal yang terakhir ini apalagi, apa yang bisa kita lakukan untuk membuat “ranking”-nya naik?
Alih-alih membuat aplikasi mobile, lebih baik fokuskan perhatian anda pada mobile-friendly website.